Mancanegara

Partai Republik Klaim Terjadi Penyimpangan Pemilu di Lima Negara Bagian

Partai Republik klaim penyimpangan pemilu di lima negara bagian
Partai Republik klaim penyimpangan pemilu di lima negara bagian/Foto: Newsweek

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Partai Republik klaim terjadi penyimpangan pemilu di lima negara bagian meski Joe Biden telah resmi memenangkan Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) 2020 mengalahkan petahana Donald Trump. Biden mengalahkan Trump dengan raihan 290 suara elektoral dan Trump memperoleh 214 suara elektoral. Biden bersama Kamala sebagai Presiden dan Wakil Presiden akan dilantik pada 20 Januari 2021 jika tidak aral melintang.

Sementara Trump sendiri menuduh terjadi kecurangan dalam pemilu, dan menyatakan bahwa dirinyalah yang memenangi pemilu. Presiden Trump, terus men-twit bahwa pemilihan tersebut diwarnai dengan penipuan.

Partai Republik telah membuat klaim penyimpangan pemilu di lima negara bagian di mana Presiden terpilih Joe Biden memimpin dalam penghitungan suara, menuduh dalam tuntutan hukum dan pernyataan publik bahwa pejabat pemilu tidak mengikuti prosedur yang tepat saat menghitung surat suara dalam pemilihan hari Selasa.

Baca Juga:  Untuk Kesekian Kalinya, Putin Menunjukkan Bahwa Ia Tidak Menggertak

Pada Minggu sore, Trump mentwit, “Sejak kapan Lamestream Media menyebut siapa presiden kita selanjutnya?” Cuit Trump. “Kami semua telah belajar banyak dalam dua minggu terakhir!”

Partai Demokrat pada mengkritik Presiden Trump karena tidak mengakui Presiden terpilih Joe Biden, sementara beberapa Partai Republik membela gugatan di pengadilan, lapor The Washington Post. Seperti diketahui, hanya George W. Bush mantan presiden terakhir Rrepublik yang memberi selamat kepada Demokrat atas kemenangan mereka.

Pernyataan Trump yang mendiskreditkan integritas hasil pemilu AS telah menimbulkan kekhawatiran, bahkan di antara para pembantunya sendiri, bahwa Trump akan menolak untuk menyerah dan akan berusaha untuk merusak potensi transfer kekuasaan.

Joe Biden mengunggguli Trump dengan sekitar 10.000 suara di basis lama Partai Republik. Selisih tipis di Georgia, menurut para pejabat setempat hampir pasti akan mengarah pada penghitungan ulang. Ini merupakan perubahan yang nyata dari tahun 2016, ketika presiden memenangkan Georgia dengan persentase lebih dari lima poin.

Baca Juga:  Ecuador Suspends Recognition of Polisario Militia

“Selama penghitungan ulang mendatang, kami yakin akan menemukan bukti pemungutan suara yang tidak benar dan penyimpangan lainnya yang akan membuktikan bahwa Presiden Trump memenangkan Georgia dengan adil untuk perjalanannya terpilih kembali sebagai Presiden,” kata Collins dalam sebuah pernyataan.

Trump dan sekutunya telah membuat klaim tentang penipuan pemilih di seluruh negeri sebagai dasar menolak kemenangan Biden. Seorang hakim Georgia dengan cepat menolak gugatan kampanye untuk mendiskualifikasi sekitar 50 surat suara yang diduga tiba setelah batas waktu Hari Pemilu.

Mantan wakil presiden Joe Biden dan Senator Kamala D. Harris saat ini dilaporkan juga sedang merencanakan upaya transisi mereka, termasuk pembentukan gugus tugas virus korona yang akan diresmikan pada hari Senin.

Perkembangan terakhir, Biden juga berencana segera menandatangani perintah eksekutif setelah dilantik pada 20 Januari, yang diperkirakan akan menggeser arah politik negara dengan prioritas yang berbeda pula.(AS)

Related Posts

1 of 3,050