EkonomiMancanegara

Pandemi Corona Dapat Berubah Menjadi Krisis Ekonomi Global

Pandemi Corona Dapat Berubah Menjadi Krisis Ekonomi Global
Pandemi Corona Dapat Berubah Menjadi Krisis Ekonomi Global/Foto: NHK

NUSANTARANEWS.CO – Pandemi Corona dapat berubah menjadi krisis ekonomi global. Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan bahwa krisis virus korona secara signifikan telah memperlambat pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik pada tahun ini. ADB memproyeksikan pertumbuhan hanya sekitar 2,2 persen bagi 45 negara Asia Pasifik, termasuk Cina dan India, dalam sebuah pernyataan pada hari Jum’at (3/4)

Pertumbuhan ekonomi Asia yang sudah melambat, semakin melemah bahkan lebih tajam tahun ini karena terkena dampak dari pandemi coronavirus. Perkiraan pertumbuhan pun turun tajam dari perkiraan sebelumnya 5,2%, seperti pada tahun lalu menjadi 2,2 persen.

Direktur divisi penelitian ekonomi makro ADB, Abdul Abiad mengatakan bahwa tahun ini akan menjadi pertumbuhan terendah yang dialami negara-negara berkembang di Asia dalam dua dekade terakhir sejak krisis keuangan Asia.

Dalam laporan Outlook Pembangunan Asia ADB, diperkirakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia baru pulih tahun depan menjadi 6,2 persen. Sama halnya dengan Cina yang baru pulih menjadi 7,3 persen pada 2021, setelah terjadi penurunan dari 5,8 persen menjadi 2,3 persen akibat dampak pandemi virus corona sejak Desember.

Baca Juga:  Rakyat Banyak Kesulitan, Kenaikan Pajak PPN 12 Persen Layak Dikaji Ulang

Langkah-langkah pencegahan penyebaran pandemi virus corona telah menghantam ekonomi global, membuat para ekonom percaya bahwa dunia sedang menuju ke arah resesi yang dalam.

Abiad mengingatkan bahwa, “Ini adalah krisis kesehatan masyarakat dan itulah yang perlu diatasi terlebih dahulu, sebelum situasinya normal. Tetapi dalam mengatasi pandemi, pemerintah harus memastikan yang paling rentan tidak tertinggal.”

Terkait dengan itu, Kepala ekonom ADB, Yasuyuki Sawada menambahkan bahwa dengan mengasumsikan pandemi akan berlangsung selama enam bulan dan meluas ke ekonomi yang lebih luas, maka pandemi bisa berubah menjadi krisis keuangan jika tidak segera ditanggulangi.

“Pandemi dapat meninggalkan bekas luka permanen pada ekonomi global dan menyebabkan mundur dari globalisasi.”

“Tidak ada ekonomi di Asia yang akan lolos dari pandemi tanpa cedera,” kata Sawada. “Tapi dengan fundamental ekonomi yang kuat pemulihan krisis akibat pandemi dapat berlangung lebih cepat.”

ADB juga melihat bahwa dalam masa-masa sulit ini, ketika tantangan untuk pertumbuhan berlimpah, inovasi menjadi sangat penting untuk pertumbuhan yang inklusif dan ramah lingkungan. Beberapa negara-negara berkembang boleh jadi akan tertinggal jika tidak mempu berinovasi di era global. (Agus Setiawan).

Related Posts

1 of 3,052