NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kepala Pusat data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Sabtu (9/9/2017) menjelaskan saat ini ada sekitar 3,9 juta jiwa masyarakat terpapar bencana kekeringan. Situasi ini memaksa bantuan air bersih mendesak untuk dilakukan. Sutopo mengatakan akibat bencana kekeringan ini, mengakibatkan 56.334 hektar lahan pertanian terancam gagal panen.
Berdasarkan sebaran wilayahnya, kekeringan di Jawa Tengah melanda pada 1.254 desa yang tersebar di 275 kecamatan dan 30 kabupaten/kota sehingga memberikan dampak kepada 1,41 juta jiwa atau 404.212 KK. Situasi ini mengakibat 1,41 juta jiwa terancam paceklik (kelangkaan) air bersih.
Kata Sutopo, pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah mengeluarkan status siaga darurat kekeringan hingga Oktober 2017 mendatang. Di Jawa Barat kekeringan melanda 496 desa di 176 kecamatan dan 27 kabupaten/kota sehingga berdampak kepada 936.328 jiwa penduduk.
Delapan kepala daerah kabupaten/kota telah mengeluarkan status siaga darurat kekeringan yaitu Kabupaten Ciamis, Cianjur, Indramayu, Karawang, Kuningan, Sukabumi, Kota Banjar, dan Kota Tasikmalaya. Begitu pun dengan di Jawa Timur, lanjut dia kekeringan melanda 588 desa di 171 kecamatan dan 23 kabupaten/kota.
Selain mengintai pulau Jawa, bencana kekeringan ungkap Sutopo juga menyasar Nusa Tenggara Barat (NTB). Dimana kekeringan di NTB telah melanda 318 desa di 71 kecamatan yang tersebar di 9 kabupaten meliputi Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima. Sebanyak 640.048 jiwa atau 127.940 KK masyarakat terdampak kekeringan. Sedangkan di sembilan kabupaten di Provinsi Kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan mengalami darurat kekeringan.
“Hal itu menyusul sumber-sumber mata air mulai mengering. Sembilan kabupaten yang melaporkan darurat kekeringan itu adalah Flores Timur, Rote Ndao, Timor Tengah Utara (TTU), Belu, Malaka, Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya dan Sabu Raijua,” ujar dia.
Pewarta/Editor: Romandhon