NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menanggapi respon TKN (Tim Kemenangan Nasional) Jokowi-Ma’ruf Amin yang menarasikan negatif pidato Prabowo Subianto di acara The Indonesia Economic Forum (IEF) pada 21 November 2018 yang menyinggung fenomena ojek online, menurut anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) 02, Ferdinand Hutapea dinilai sebagai bentuk kepanikan di kubu TKN Jokowi-Ma’ruf Amin.
“TKN Jokowi Maaruf itu terutama Ruhut tampak jelas menunjukkan kepanikannya bahwa fakta tentang ojek online yang menjadi lapangan kerja alternatif membuka fakta kegagalan rejim Jokowi membuka lapangan kerja bagi anak anak bangsa terutama anak anak yang baru lulus kuliah,” kata Ferdinand dalam keteranganya, dikutip Sabtu (24/11/2018).
Ferdinand menjelaskan, menjadi Sarjana itu tujuannya bukan untuk bekerja jadi ojek online. Tapi tujuannya adalah pekerjaan yang lebih baik, yang mampu mengangkat derajat hidupnya lebih baik.
“Jadi apa yang disampaikan Prabowo itu bukan merendahkan ojek online tapi justru ingin menyampaikan bahwa sarjana harus dapat kapangan kerja yang kebih baik,” sambungnya.
Baca Juga:
Kebijakan Pembatasan Sepeda Motor Dinilai Batasi Gerak Ojek Online
Puluhan Ribu Advokad Mengawal Ojek Online Secara Hukum
Mendemo Kemenhub, Ini Tuntutan Pengemudi Ojek Online
Dirinya kemudian menegaskan justru Ruhut dan TKN Jokowi yang merendahkan anak bangsa ini bahwa Sarjana sudah hebat jadi ojek online.
“Ketika TKN Jokowi ingin sarjana jadi ojek online karena tak mampu ciptakan lapangan kerja, maka kami BPN (Badan Pemenangan Nasional) Prabowo Sandi ingin sarjana bekerja di tempat yang lebih baik,” terangnya.
Sebagai informasi, dalam pidatonya di depan para sejumlah pemimpin negara, pebisnis dan intelektual lintas negara di konferensi IEF, Prabowo menyinggung fenomena ojek online dan tingkat pengangguran di Indonesia yang meningkat. Namun berkat adanya profesi ojek online ini membuat sebagian pengangguran terserap.
Editor: Romadhon