Budaya / SeniPuisi

Mudik

Puisi HM. Nasruddin Anshoriy Ch

MUDIK

Jalan ini telah berpuluh kali kulewati
Tapi hati selalu saja menapak sepi
Menyeret terompah sunyi hingga ke ulu hati
Menuju rumah sendiri

Meninggalkan desa untuk mencari nama
Kembali ke desa untuk menebar pesona
Betapa renta degub di dada

Sebab hidup hanya sebatas kata
Antara panggung sandiwara dan lakon yang entah milik siapa
Maka topeng ini jadi bermakna

Hari ini aku kembali
Entah sebagai tamu di rumah sendiri
Atau tuan rumah yang dirundung sepi

Pada kamar kusam yang telah setahun aku tinggalkan
Lukisan di dinding itu semakin berdebu
Menikam kelam hingga di kalbu

Menatap cermin tua ini
Aku melihat luka dan pilu pada wajah sendiri
Seperti pemain sirkus yang telah kehilangan panggung
Langkah kakiku makin terhuyung

Apa sejatinya yang kucari di tanah rantau
Sekerat dendeng ataukah sepotong roti
Atau semacam harga diri yang tak terbeli?

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Mudik kali ini aku mencari sisa-sisa sepi pada masa laluku
Detak jam di dinding
Suara cicak di balik almari
Juga kalender yang beku di tembok kusam itu

Ada yang tak terbaca oleh mata
Tapi bergetar di relung jiwa
Saat diam-diam kupandang potret Ibu
Basah di kelopak mata
Remuk rindu di dalam dada
Tangisku pecah membakar jiwa

Ibu,
Masih adakah cara untuk meminta maaf padamu?
Pada sesal yang gatal
Ijinkan kucium telapak kakimu
Dan kumandikan dengan air mataku

(Embun Puasa #25, 2017)

*HM. Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional. Tahun 1984 mendirikan Lingkaran Sastra Pesantren dan Teater Sakral di Pesantren Tebuireng, Jombang. Pada tahun itu pula tulisannya berupa puisi, esai dan kolom mulai menghiasi halaman berbagai koran dan majalah nasional, seperti Horison, Prisma, Kompas, Sinar Harapan dll.

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Menulis sejumlah buku, antara lain berjudul Berjuang Dari Pinggir (LP3ES Jakarta), Kearifan Lingkungan Budaya Jawa (Obor Indonesia), Strategi Kebudayaan (Unibraw Press Malang), Bangsa Gagal (LKiS). Pernah menjadi peneliti sosial-budaya di LP3ES, P3M, dan peneliti lepas di LIPI. Menjadi konsultan manajemen. Menjadi Produser sejumlah film bersama Deddy Mizwar.

Biografi Lengkap: HM. Nasruddin Anshoriy Ch

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 44