Berita UtamaLintas NusaRubrikaTerbaru

MRT Disebut Tak Cocok Dibangun di Surabaya, Ini Kata Kadishub Jawa Timur

MRT Disebut Tak Cocok Dibangun di Surabaya, Inikata Kadishub Jawa Timur

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Rencana pembangunan MRT (mass rapid transit) di Jawa Timur sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah transportasi terancam terhambat. Walikota Surabaya Eri Cahyadi secara terang-terangan mengatakan kalau pembangunan ART (Advanced Rapid Transit) lebih cocok dibangun di Surabaya daripada MRT.

Sebelumya, beberapa hari lalu, untuk mengatasi masalah transportasi, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyebut Advanced Rapid Transit (ART) lebih cocok diterapkan di Kota Pahlawan daripada Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT). Sebab, pembangunan MRT bisa mencapai sekitar Rp2,3 triliun per kilometer.

Kadishub Jawa Timur Nyono mengatakan untuk membahas hal tersebut tentunya perlu duduk bersama antara pemprov, pemkot dan pemerintah pusat agar menemui titik penyelesaian masalah tranportasi publik demi kesejahteraan masyarakat.

“Duduk bersama membahasnya, karena untuk ini harus mengutamakan kepentingan Jawa Timur keseluruhan, bukan hanya untuk Surabaya saja. Untuk fider di Surabaya bisa saja cocok, namun untuk wilayah Jawa Timur tidak cocok,” terangnya, Selasa (11/6/2024).

Baca Juga:  Polsek Cakung Beri Santunan Pada Anak Yatim

Nyono mengatakan untuk ART tentunya tidak bisa maksimal dalam urusan pengangkutan transportasi secara besar.

“Menurut saya untuk wilayah Gerbangkertasusila tak bisa menggunakan ART. Kalau menggunakan kereta monorel dengan kapasitas kecil yang digunakan ART tentunya tidak bisa menjangkau semuanya,” sambungnya.

Bagi dirinya, MRT merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan transportasi di Jawa Timur. “Terlepas dari biaya yang besar, MRT salah satu cara mengatasi masalah transportasi di Jawa Timur. Terlebih terintegrasi se Gerbangkertasusila,” jelasnya.

Telah dilakukan kajian Pra FS oleh JICA. Lalu, pada Desember 2023, Pemerintah Inggris berkomitmen untuk membantu melanjutkan kajian FS tersebut untuk pembangunan MRT. Studi kelayakan MRT Surabaya dilakukan oleh konsultan Inggris, Mott Macdonald Ltd dan Pricewaterhouse Coopers (PwC) yang dimulai pada Januari hingga Desember 2024.

Surabaya sendiri menjadi salah satu dari prioritas kajian Sustainable Urban Mobility Plan (SUMP) di wilayah Gerbangkertosusila (Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan) yang disusun Pemerintah Provinsi Jawa Timur dibantu Bappenas.

Baca Juga:  Ancam PAD Propinsi, UU No 1 Tahun 2022 Tak Layak Diberlakukan

Pj Gubernur Jawa Timur Adhi Karyono beberapa waktu lalu mengatakan peningkatan transportasi umum merupakan kebutuhan pelayanan public yang saat ini menjadi salah satu prioritas pembangunan di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2022 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Perkotaan.

“Jadi pembangunan angkutan umum massal di enam kota metropolitan Indonesia memang menjadi salah satu target pembangunan nasional. Kita sudah punya perencanaannya, tinggal pendetailan saja,” katanya.

Dikatakan olehnya,peningkatan moda transportasi di Surabaya akan berimbas baik pada wilayah aglomerasi dengan mengoptimalkan mobilisasi daerah sekitar. “Mudah-mudahan teman-teman dari perencanaan dan penyangga kabupaten/kota punya persepsi yang sama,” ujarnya. Karena aglomerasi, Adhy memastikan semua bisa tersentuh dengan pembangunan di Surabaya.

“Karena harus ada perubahan yang bisa mengkoneksikan semua area,” katanya. (setya)

Related Posts

1 of 40