HankamOpini

Mimpi Memproduksi Jet Tempur Rafale di Indonesia

Mimpi memproduksi jet tempur Rafale di Indonesia.
Mimpi memproduksi jet tempur Rafale di Indonesia/Foto: Dassault Aviation.com

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mimpi memproduksi jet tempur Rafale di Indonesia. Mengejutkan! Kabar terakhir diberitakan bahwa Indonesia sedang melakukan negosiasi dengan Prancis untuk mendapatkan jet multiperan Dassault Rafale. Perkembangan baru ini datang setelah Indonesia menunjukkan keseriusan untuk membeli armada jet tempur Eurofighter Typhoon Austria.

Kemungkinan penjualan Rafale tersebut telah dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly, selama wawancara TV pada Desember lalu. Meski belum ada tanda tangan kontrak kedua belah pihak, namun dikatakan kesepakatan itu telah sangat maju.

Menurut situs web La Tribune Prancis, Jakarta ingin segera menyelesaikan kesepakatan tentang pembelian tersebut sebagai bagian dari kerja sama pertahanan yang lebih luas antara kedua negara.

Sebetulnya, alutsista Indonesia sudah tidak asing dengan teknologi militer Prancis. Mulai dari radar, rudal, mesin untuk kendaraan maupun kapal perang, pesawat latih, helikopter, bahkan drone. Indonesia boleh dikata hanya belum memiliki kapal perang, kapal selam dan jet tempur buatan Prancis.

Baca Juga:  Mantan Komandan NATO Menyerukan untuk Mengebom Krimea

Produk PT Pindad misalnya, banyak menggunakan teknologi Prancis. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir industri pertahanan negara tersebut telah membuat banyak terobosan, termasuk pembuatan tambahan delapan Helikopter tempur Airbus H225M untuk Angkatan Udara Indonesia. Juga Korvet SIGMA TNI Angkatan Laut, mesin dan rudal anti-kapal Exocet MM 40 Block-3 adalah peluru kendali buatan Prancis. Exocet sendiri memiliki beberapa versi yang dapat diluncurkan dari kapal permukaan, kapal selam, pesawat terbang, dan mobile.

Bahkan lebih jauh lagi bila perlu meningkatkan kerjasama strategis PT Dirgantara Indonesia dengan CASA Spanyol yang sudah berjalan selama ini untuk meretrofit armada Typhoon Angkatan Udara Austria bila jadi dibeli oleh Indonesia sebagai wujud implementasi UU No. 16/2012 – sekaligus mendapat satu skudron jet tempur dalam waktu singkat seperti halnya Mesir yang diam-diam membeli dua kapal jelajah canggih Italia kelas Bergamini.

Pembelian Rafale adalah pilihan tepat bagi Indonesia. Tepat karena sebagian besar teknologi militer Indonesia telah akrab dengan teknologi negara-negara Eropa. Selain itu, Indonesia juga belakangan telah mengadakan kerjasama dengan tiga perusahaan senjata Eropa terbaik seperti: Cockerill Maintenance & Ingenierie (CMI Defense) asal Belgia, SAAB Dynamics AB asal Swedia, dan Rheinmetall Land System (RLS) dari Jerman.

Baca Juga:  Catatan Kritis terhadap Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2024

Sekarang adalah bagaimana negosiasi untuk mendapatkan TOT seperti halnya Brazil – di mana Swedia bersedia membangun pabrik F-39 Gripen pertamanya di luar negeri sebagai kompensasi kesepakatan transfer teknologi atas pembelian 36 jet tempurnya itu.

Prancis sebetulnya tidak rugi bila membangun pabrik Dasault Rafalenya di Indonesia. 10 negara Asia Tenggara bisa menjadi prospek untuk penjualan jet tempurnya. Negara-negara ASEAN bisa membangun sistem pertahanan udara bersama dengan teknologi dan armada Dassault Rafale Prancis. Bila diproduksi masal seperti halnya JSF F-35 – tentu akan menarik bagi negara-negara ASEAN. Apalagi tidak terikat dengan teknologi milter Amerika Serikat (AS). Ayo Indonesia, jangan kalah dengan Brazil dalam negosiasi TOTnya. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,049