NUSANTARANEWS.CO – Menyangkal pernyataan Ma’ruf Amin, pengamat politik mengatakan bahwa, memaparkan kecurangan lawan atau wasit itu wajar saja. Pertanyaannya apakah negara mau menindaklanjuti? Setelah kurang lebih satu bulan dari hasil Quick Cout Lembaga survei dan BPN Prabowo-Sandi diumumkan, akan menarik bila dalam waktu dekat ini mulai saling membuka dokumen demi kejujuran dan integritas moralitas pemilu 2019.
Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengungkapkan data bahwa Prabowo Subianto unggul dengan perolehan suara sebanyak 54,24%. Anggota Dewan Pakar BPN, Laode Masihu Kamaluddin, mempersilakan jika data mereka hendak diadu.
Jika ada yang mau menantang adu data, kata Laode, dirinya siap karena data itu sudah di dapat dari perhitungan berdasarkan bukti-bukti yang ada. “Kita persilakan, kita adu data saja. Dan kita ketahui ini dihimpun oleh sejumlah relawan,” kata Laode di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Selasa (14/5/2019).
Laode menegaskan bahwa data kemenangan 54,24% ini telah diverifikasi dan divalidasi.
Perolehan suara Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi berdasarkan hitung data C1 BPN itu masih bersifat sementara karena data yang masuk baru mencapai 54,91%.
Sementara, calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin menyesalkan langkah kubu 02 Prabowo-Sandi yang memaparkan bukti kecurangan Pemilu kepada publik di Hotel Grand Sahid Jaya hari ini (14/05).
“Seharusnya diserahkan pada pihak-pihak yang kompeten. Kan ada Bawaslu, ada KPU. Enggak usah dibuka ke publik,” ujar Ma’ruf Amin seperti dikutip tempo (14/05).
Tapi pengamat politik Ardi Wirdamulia, sebagaimana dikutip Indonesia Today, menyangkal pernyataan Maruf Amin. Menurut Ardi, upaya kubu yang bertarung untuk memaparkan kecurangan lawan atau wasit itu wajar saja.
“Gimana sih? Ya wajar aja kubu yang bertarung untuk memaparkan kecurangan lawan atau wasit. Pertanyaannya itu apakah negara mau menindaklanjuti atau ngga?,” cuit Ardi.
Di depan pendukung yang hadir di Grand Sahid Jaya, Prabowo Subianto menegaskan akan menolak hasil perhitungan KPU bila hasil perhitungan tersebut terbukti curang. “Kami masih menaruh secercah harapan, tapi yang jelas sikap saya adalah saya akan menolak hasil penghitungan yang curang,” kata Prabowo.
Prabowo juga mengingatkan, sebagai penyelenggara Pemilu, KPU agar bersikap adil dan jujur dalam melakukan perhitungan. “Kami mengimbau, insan-insan di KPU. Kami mengimbau kau anak Indonesia yang ada di KPU. Sekarang nasib masa depan Indonesia ada di pundak mu kau yang harus memutuskan, kau yang harus memilih menegakkan kebenaran dan keadilan demi keselamatan bangsa
“Sesungguhnya kalau kau tanya hati saya, saya ingin istirahat tapi saudara-saudara setelah saya keliling setelah saya lihat rakyat. Tidak mungkin saya meninggalkan rakyat Indonesia, saya akan timbul dan tenggelam bersama rakyat,” tegas Prabowo. (Alya Karen)