Kolom

Menteri ESDM: Konversi BBM Ke BBG Lambat

NUSANTARANEWS.CO – Sejak 2007, Indonesia secara bertahap berhasil melakukan konversi dari bahan bakar fosil ke energi bersih. Tercatat bahwa Indonesia mampu mengurangi konsumsi minyak tanah dari 9,85 juta kiloliter pada 2007 menjadi 1,7 juta kiloliter pada 2012 – berkurang sebesar 8,15 juta kiloliter dalam 5 tahun. Pada saat yang sama, konsumsi LPG sebagai pengganti minyak tanah naik dari yang relatif nol pada 2007 menjadi 3,61 juta kiloliter pada 2012.

Menurut Bank Indonesia (BI) program konversi minyak tanah ke LPG 3 kilogram (kg) yang dilakukan oleh pemerintah sejak 2007 – lebih kurang 10 tahun berjalan – program konversi tersebut mampu menghemat anggaran pemerintah senilai Rp197 triliun.

Sementara untuk sektor BBM, Menteri Energi Ignasius Jonan mengakui bahwa konversi BBM ke BBG sangat lambat. Untuk itu, Menteri Jonan berencana mewajibkan pembangunan unit penyaluran (dispenser) BBG di setiap SPBU. Dispenser BBG bakal dibangun secara bertahap setiap enam bulan. Dengan harapan jika penyaluran BBG sudah masif, pasar kendaraan yang menggunakan gas bakal tumbuh.

Baca Juga:  Budaya Pop dan Dinamika Hukum Kontemporer

Pemerintah sudah menargetkan akan menambah 150 nozzle bahan bakar gas di SPBU hingga 2019. Pemasangan nozzle gas di SPBU merupakan salah satu langkah percepatan penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 25 Tahun 2017.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia baru memiliki 68 SPBG. Dengan adanya Permen ESDM Nomor 25 No 2017 tentang penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) ditargetkan ada penambahan 150 SPBG melalui pembangunan nozzle gas disetiap SPBU hingga pada 2019 menjadi 218 SPBG. Jumlah ini akan terus ditambah pada 2020 menjadi 289 SPBG, kemudian pada 2025 menjadi 800 SPBG dan 1.300 SPBG pada 2030.

Untuk mendukung percepatanan konversi BBM, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga berencana membagikan 5.000 unit converter kit bahan bakar minyak ke gas secara gratis pada tahun ini. Jumlah itu meningkat dibanding pembagian pada tahun lalu, yang shanya 1.000 unit. Bila pemerintah konsisten membagikan 5.000 unit converter kit per tahun diharapkan bisa hal itu bisa mendongkrak angka utilitas SPBG PGN hingga 40 persen.

Baca Juga:  Transisi Tarian Dero Menjadi Budaya Pop

Menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi I Gusti Nyoman Wiratmaja, pembagian converter kit ini berpeluang meningkatkan penjualan bahan bakar gas secara perlahan. Nantinya mesin tersebut bakal dibagikan ke kendaraan dinas pemerintah, taksi, serta angkutan umum lain. (Aya)

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 12