NUSANTARANEWS.CO – Menikmati senja di Candi Plaosan di bulan suci Ramadhan. Candi Plaosan tidak kalah menariknya dengan ikon wisata candi di Yogyakarta seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur di Magelang Jawa Tengah. Dalam sejarah, Candi merupakan sebuah momunen Hindu-Budha. Dan Prambanan disebut sebagai Candi Hindu terbesar di Asia Tenggara. Sehingga wisatawan berbondong-bondong datang ke sana baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
Setiap Candi memiliki kisah dan mitosnya masing-masing. Seperti Candi Prambanan yang disebut-sebut memiliki mitos percintaan. Karenanya bagi yang sentimentil enggan untuk berwisata ke sana dan memilih tempat wisata lain. Nah jika Anda adalah termasuk kaum sentimentil, tidak ada ruginya bila Anda berkunjung ke Candi Plaosan, khususnya di sore hari supaya dapat menikmati senja sembari menunggu waktu buka puasa tiba.
Lokasi Candi Plaosan tidak terlalu jauh dari Candi Prambanan. Jaraknya sekitar 1 km ke arah timur laut dari Prambanan atau 1,5 km ke arah timur dari Candi Sewu. Walaupun kedua Candi ini bertetangga dekat, tidak banyak yang tahu keberadaan Candi Plaosan walaupun ukurannya juga cukup besar.
Candi Plaosan yang terbilang seksi dan memiliki sejarah, memiliki sepasang Candi yakni Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Candi Plosan Lor terdiri atas dua candi utama dengan beberapa candi pewara di sekitarnya. Sedangkan Candi Plaosan Kidul hanya berupa candi pewara yang ukurannya tidak terlalu besar. Pahatan yang terdapat di Candi Plaosan sangat halus dan rinci, mirip dengan yang terdapat di Candi Borobudur, Candi Sewu, dan Candi Sari.
Candi Plaosan ini secara administratif terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Candi ini merupakan Candi bercorak Buddha yang dibangun pada awal abad ke-9 di era kerajaan Mataram Kuno.
Beberapa Alasan Anda Berkunjung
Salah satu alasan Anda penting berwisata ke Candi Plaosan ialah panorama sore hari yang indah dan romantis. Apalagi di bulan puasa seperti sekarang. Anda akan benar-benar menikmati keindahan alam yang Tuhan cipta.
Pemandangan lembut, hangat, cantik, dan menenankan di sore hari adalah salah satu kekhasan yang dimili Candi Plaosan. Karenya, tepat sekali untuk berkunjung ke Candi ini sembari menunggu bedug tiba. Dengan satu syarat langit cerah tanpa bayangan mendung menudungi. Kemolekan panorama Candi Plaosan lengkapi dengan pemandangan persawahan di sebelah barat komleks Candi.
Uniknya, selain bisa menikmati senja di Candi Plaosan, Anda juga bisa merasakan karya seni bercitarasa dunia. Penting Anda ketahui, harga tiket untuk bisa menikmati suasana senja tak semahal tiket masuk Candi Prambanam yang harganya 30.000. Untuk Candi Plaosan, Anda cukup mengeluarkan uang sebesar Rp3.000 saja, itupun sudah termasuk tiket masuk ke Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.
Karya seni itu bisa Anda lihat di kompleks Candi Plaosan Lor yaitu dua buah bangunan candi yang bentuknya sangat identik. Dimensinya pun sama atau bisa disebut juga sebagai candi kembar. Namun kedua candi ini tetap memiliki perbedaan mendasar. Sekilas, candi ini mirip Candi Barong.
Sementara itu, dinding candi di bagian utara dipehuni berbagai relief yang menggambarkan beberapa sosok wanita yang sedang kesengsem pada pria yang menaklukkan hatinya. Sedangkan di dinding candi sebelah selatan terdapat relief-relief berukir tokoh pria yang tengah dimabuk cinta kepada seorang putri jelita. Itulah sebabnya kedua candi di kompleks Plaosan sering disebut Candi Pria dan Candi Wanita. Tidak sekadar itu, di bagian timur kedua candi juga bisa Anda temui sekitar 8 candi pewara yang dibangun searah pada satu garis lurus.
Mitos Cinta Abadi Pembawa Berkah?
Sebagaimana disebut di atas bahwa setiap candi memiliki kisah adan mitosnya masing-masing. Candi Plaosan juga menyimpan cerita cinta yaitu hubungan asmara antara Rakai Pikatan dengan Pramodyawardhani. Mitosnya, candi Plaosan merupakan bukti cinta abadi pangeran Rakai Pikatan kepada Pradyawardhani.
Konon, Rakai Pikatan beraga Hindu dan Pramodyawardhani penganut Budha. Kisah di balik Candi ini ternyata riwayat cinta beda agama. Karenanya, cinta mereka terhalang oleh keyakinan agama yang dianut masing-masing.
Lantaran kekuatan cinta keduanya begitu kuat, berkembanglah mitos di masyarakat secara turun temurun. Seperti diceritakan dari mulut ke mulut selama berabad-abad bahwa, jika siapa yang menikah dan belum dikarunia keturunan kemudian berkunjung ke Candi Plaosan, maka keduanya akan segera dianugerahi momongan. Believe or not!
Kisah ini mendekati kebenaran, jika melihat postur, gestur, dan bentuk sepasang bangunan Candi Plaosan. Di mana secara kasat mata, tampak bahwa kedua bangunan itu merupakan gabungan dari arsitektur Hindu dan Budha. Adapun buktinya bisa dilihat dari bentuk menjulang candi yang dikelilingi perwara sebagai corak agama Hindu, dan adanya stupa yang merupakan ciri khas daro Candi Buddha.
Candi Plaosan Kata Para Sejarawan
Salah seorang sejarawan De Casparis menyebutkan pula bahwa Candi Plaosan dibangun pada awal abad ke-9. Pandangan De Casparis ini berlandaskan pada isi Prasasti Cri Kahulunan yang bertariks 842 M. Dimana dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa Candi Plaosan Lor dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan, dengan dukungan suaminya. De Casparis menyatakan Sri Kahulunan itu adalah gelar Pramodhawardani, putri Raja Samarattungga dari Wangsa Syailendra yang memeluk agama Buddha dan menikah dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu.
Berbeda debgab De Casparis, sejarawan Anggraeni mengatakan Candi Plaosan dibangun sebelum masa pemerintahan Rakai Pikatan. Bagi Anggraeni, Sri Kahulunan merupakan ibu Rakai Garung yang memerintah Mataram sebelum Rakai Pikatan. Masa pemerintahan Rakai Pikatan terlalu singkat untuk dapat membangun candi sebesar Candi Plaosan. Rakai Pikatan membangun candi perwara setelah masa pembangunan candi utamanya. (Sel/Alya)