NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pelaku penembakan massal di Christchurch, Selandia Baru, Brenton Tarrant menggunakan sejumlah senapan semi-otomatis. Sebelum melakukan aksinya, Brenton juga diketahui memutar beberapa lagu di mobilnya seperti The Yellow Rose of Texas, Fire: I Am the God of Hellfire, hingga From Bihac to Petrovac Village. Lagu-lagu tersebut mempunyai makna tersendiri bagi Brenton dan bukan kebetulan belaka.
Berdasarkan riset redaksi, Brenton menggunakan senapan laras panjang semi-otomatis tipe AR-15 modifikasi dari M16. Uniknya, senjata miliknya itu bertuliskan sejumlah kalimat seperti Refugees Welcome to Hell, serta beberapa nama tokoh.
Berikut makna dari sejumlah tulisan dan nama yang terdapat pada senapan milik Brenton.
Pertama, Vienna 1683. Diketahui, pada 12 September 1863 terjadi sebuah pertempuran antara pasukan tentara Austria dan Kerajaan Ottoman yang dikenal Pertempuran Wina. Pada pertempuran ini, Wina nyaris jatuh ke tangan Ottoman sebelum akhirnya dipukul mundur usai Austria mendapat bantuan pasukan dari Polandia. Mengutip Wikipedia, Pertempuran Wina menandai titik balik dalam konflik selama 300 tahun antara pasukan kerajaan-kerajaan Eropa Tengah melawan Kerajaan Ottoman. Perang ini berlangsung sangat lama, tetapi bersatunya kaum Habsburg dari Austria dan sekutu membuat Ottoman mundur serta sejumlah wilayah kekuasaannya direbut seperti Hongari dan Transilvania.
Kedua, Acre 1189. Peristiwa ini dikenal Pengepungan Akko, sebuah upaya serangan balasan pertama yang dilancarkan oleh Raja Guy dari Yerusalem terhadap pasukan Muslim dari Suriah dan Mesir yang dipimpin Salahuddin Al Ayubbi. Peristiwa ini merupakan bagian dari Perang Salib Ketiga dan berlangsung mulai Agustus 1189-Juli 1191.
Ketiga, Vac 1684, sebuah pertempuran antara Kekaisaran Ottoman dan Kekaisaran Romawi Suci. Keempat, Sebastiano Venier. Dia adalah seorang pemimpin dari Venesia yang berperang melawan Turki selama Perang Ottoman-Venetian Keempat pada 1570-1573.
Kelima, Shipka Pass 1877-78, Pertempuran Shipka Pass 1877 antara Kekaisaran Rusia dengan Kekaisaran Ottoman atau Perang Rusia-Turki (Russo-Turkish War) yang meletus pada 1877-1878.
Keenam, Novak Vujosevic, seorang Pahlawan Pertempuran Fundina yang terjadi pada 1876 di sebuah desa di Kuci, Kerajaan Montenegro. Novak adalah seorang Kristen Ortodoks yang memimpin pasukannya melawan pasukan Ottoman. Dia dianggap berhasil menang dan dianugerahi pahlawan dari Kekisaran Rusia.
Ketujuh, Lepanto 1571. Peristiwa ini dikenal Pertempuran Lepanto yang terjadi pada 7 Oktober 1571 di mana koalisi negara-negara maritim Katolik Eropa, Liga Suci menang telak melawan pasukan Kesultanan Ottoman.
Kedelapan, Migration Compact (Global Compact for Migration), sebuah perjanjian global untuk migrasi yang aman, tertib dan teratur yang dinegosiasikan antar pemerintah di bawah naungan PBB. Kesembilan, John (Janos) Hunyadi atau Yohanes Hunyadi, seorang tokoh politik asal Hongaria terkemuka di Eropa Tengah dan Eropa Selatan pada abad ke-15. Janos berhasil mengalahkan dua kali Kekaisaran Ottoman pada 1441 dan 1442 dan dianggap berhasil menghentikan laju Ottoman di Eropa Tengah.
Kesepuluh, Turkofagos atau Turk-Eater. Ini dikaitkan dengan seroang revolusioner Yunani, Nikitaras, selama Revolusi Yunani dan Perang Kemerdekaan pada 1821 melawan pendudukan Ottoman. Nikitaras meraih kemenangan selama Pertempuran Dervenakia yang sangat dikenal dalam sejarah terjadi pada Juli 1822 di mana dia menumbangkan perlawanan pasukan Mahmut Dramali Pasha. Orang-orang Yunani modern masih menggunakan kata Tukofagos untuk menyebut orang Turki yang mereka benci.
Kesebelas, 732 Battle of Tours, adalah Pertempuran Tours atau Pertempuran Poitiers, Pertempuran Bangsal Syuhada yang meletus di dekat Tours antara pasukan Charles Martel melawan pasukan Umayyah di bawah pimpinan Gubernur Andalus, Abdurrahman Al Ghafiqi.
Keduabelas, 14 Words 14/88, sebuah slogan Mein Kampf milik Adolf Hitler sekarang dikenal dengan istilah Alt-Right, supremasi kulit putih. Kalimat paling terkenal ialah ‘kita harus menyelamatkan keberadaan rakyat kita, orang-orang kulit putih di masa depan.’
Selain fakta-fakta yang disebutkan di atas, masih banyak lagi tulisan yang terdapat pada senapan milik Brenton yang bisa ditelusuri dalam buku-buku sejarah.
Tulisan-tulisan lain itu di antaranya Josue Estebanez, Sigismund of Luxembourg, Feliks Kazimierz Potocki, Milos Obilic, Iosif Gurko, Battle of Sarikamish atau Sarikamis, Dmitry Nikolayevich Senyavin, David Soslsan, David IV of Georgia, Serban Cantecuzino, Lazar of Serbia, Gjergj Arianiti, Marko Miljanov Popovic, Sir Edward Codrington, Marco Antonio Bragadin, Count Ernst Rudiger von Starhemberg, Alexandre Bissonnette, Luca Traini, Bajo Pivljanin, Battle of Kagul 1770, Fruzhin dan Battle of Bulair 1913.
Seperti diwartakan, sedikitnya 50 warga muslim Selandia Baru tewas setelah diberondong timah panas yang dilepaskan Brenton. Insiden nahas ini menjadi catatan sejarah kekerasan paling suram Selandia Baru.
(eda)
Editor: Eriec Dieda