Dini hari tiba. Didi masih betah di depan laptop nya. Ia begadang sampai pagi. Kerjaannya menumpuk, sebagai kreator konten. Order sejumlah kandidat pilkada lokal begitu banyak. “Namanya saja rejeki, masa iya ditolak, ” batin Didi, sumringah.
Oleh: Aslamuddin Lasawedy
Meningkatnya penggunaan media sosial dan platform digital pada kampanye politik pilkada serentak 2024, menjadi peluang bisnis, bagi kreator konten budaya pop, seperti Didi. Magnet budaya pop dipadukan dengan politik, menjadi peluang emas bagi kreator konten untuk meraup keuntungan sebanyak mungkin, selama pilkada serentak 2024.
Kreator konten adalah sebutan bagi orang yang membuat konten, baik dalam bentuk tulisan, gambar, video, atau suara. Konten yang dibuat, biasanya diunggah di berbagai platform media sosial, seperti YouTube, IG (Instagram) , TikTok, dan lainnya.
Tugas kreator konten tidak hanya membuat konten, juga melakukan riset untuk mengetahui kencenderungan tren terkini, yang akan dijadikan ide konten. Mengedit konten, mengelola website dan menerapkan strategi pemasaran di media sosial. Mengukur “engagement” dengan audiens, serta melakukan evaluasi lalu lintas konten melalui analisis teknikal dan fundamental.
Nah, peran kreator konten menggabungkan budaya pop dan politik pada pilkada serentak 2024, bisa menjadi strategi efektif untuk meningkatkan partisipasi politik, utamanya para pemilih pemula yang kesehariannya sangat terpengaruh oleh tren budaya pop.
Ada banyak pendekatan kreatif yang relevan dan menarik, yang bisa dilakukan kreator konten memanfaatkan budaya pop untuk kepentingan kandidat pilkada 2024, seperti;
Edukasi politik dengan referensi budaya pop
Banyak pemilih pemula merasa kurang tertarik pada politik karena dianggap rumit. Kreator konten dapat memanfaatkan referensi budaya pop untuk menjelaskan konsep politik dan program kerja kandidat dengan cara atraktif dan jenaka. Seperti, membuat serial video atau infografis yang menjelaskan program-program politik dengan menggunakan analogi dari film, musik, atau game populer. Atau, menyusun konten “fact-checking” bertema budaya pop untuk membongkar hoaks atau disinformasi politik selama masa kampanye pilkada.
Referensi budaya pop bisa digunakan sebagai edukasi politik untuk menjelaskan konsep-konsep politik yang rumit menjadi lebih menarik, terutama bagi pemilih pemula. Semisal, membandingkan situasi politik lokal dengan cerita fiksi dalam film atau serial TV populer. Membandingkan kampanye politik dengan perebutan kekuasaan di “Game of Thrones” atau alur cerita dalam film superhero. Atau, menggunakan analogi dari dunia fiksi untuk menjelaskan struktur politik atau kebijakan lokal.
Kampanye Pilkada dengan Gaya Budaya Pop
Kreator konten dapat membuat kampanye politik lebih terhubung pada generasi muda, dengan memasukkan elemen-elemen budaya pop seperti film, musik, game, atau tren fashion, sebagai penyampai pesan pesan politik. Contohnya; membuat video kampanye kandidat dengan nuansa seperti video klip musik yang sedang viral. Memanfaatkan tren meme populer atau video challenge TikTok untuk menyampaikan pesan politik. Atau mengubah program kerja kandidat menjadi format komik atau animasi yang mirip dengan cerita superhero atau anime populer, yang dapat diakses secara mudah dan menyenangkan.
Membuat konten kreatif kampanye kandidat
Jumlah pemilih milenial dan gen z yang begitu besar menjadi perhatian khusus kandidat pilkada. Butuh cara kreatif dan cerdas untuk mendekati sekaligus meraih perhatian mereka. Disinilah peran kreator konten dibutuhkan, untuk memadukan pesan politik kandidat dengan budaya pop yang digandrungi anak muda. Kreator konten dapat memproduksi video, desain grafis, meme, dan kampanye digital bertema budaya pop, untuk meningkatkan keterlibatan politik anak muda. Semisal ; membuat video kampanye bergaya klip musik atau film pendek yang terinspirasi dari budaya pop. Atau, mendesain poster dan materi kampanye yang terinspirasi dari film superhero atau anime yang sedang tren.
Menjadikan kandidat sebagai tokoh budaya pop
Kandidat bisa dibuat lebih “pop” melalui konten yang memperlihatkan mereka sebagai sosok yang tidak hanya fokus pada politik tetapi juga terlibat dalam diskusi budaya pop. Semisal ; wawancara ringan dengan kandidat mengenai film atau musik favorit mereka, yang memberi kesan mereka lebih humanis dan terhubung dengan anak muda. Membuat video pendek di media sosial di mana kandidat menirukan tren dance challenge TikTok atau menyanyikan lagu yang populer. Atau, membuat konten yang memvisualisasikan kandidat sebagai karakter dalam dunia pop yang sedang tren, seperti superhero atau karakter dari video game.
Kolaborasi Influencer budaya pop dan kandidat politik
Kreator konten yang fokus pada budaya pop dapat berkolaborasi dengan influencer politik atau sebaliknya, untuk membuat kampanye yang unik dan atraktif. Seperti ; Mengadakan diskusi yang ringan namun penting, bersama influencer budaya pop dan kandidat. Temanya bisa beragam mulai dari pendidikan, kreativitas, hingga ekonomi digital. Atau, membuat konten bersama pada acara bernuansa budaya pop, atau event digital yang menghadirkan kandidat, influencer, dan komunitas budaya pop.
Kreator konten juga bisa memanfaatkan influencer yang memiliki pengaruh di komunitas budaya pop, bekerja sama dengan kandidat pilkada dalam rangka memperkenalkan visi dan misi kandidat. Ini dapat berupa “endorsement” atau kolaborasi konten antara influencer budaya pop dengan kandidat. Contoh kongkritnya, mengadakan live streaming atau podcast bersama kandidat dan influencer untuk membahas isu politik kekinian dengan pendekatan ringan dan menghibur. Atau, membuat konten TikTok atau reels Instagram di mana kandidat ikut serta dalam tren atau “challenge” budaya pop yang viral.
Meme politik dan satire budaya pop
Satire dan meme budaya pop adalah cara yang efektif untuk menarik perhatian anak muda, sekaligus mengkritisi politik secara humoris tapi maknanya dalam. Contohnya ; membuat meme atau parodi video yang menghubungkan karakter budaya pop dengan situasi politik pilkada. Seperti; menggambarkan kandidat sebagai tokoh fiksi yang mengambil keputusan penting di sebuah alur cerita yang absurd namun lucu. Atau memanfaatkan format video pendek yang satir seperti di TikTok untuk menyampaikan kritik politik yang menggunakan elemen budaya pop, seperti dialog dari film atau serial tv yang populer.
Meme dan satire politik ini, sangat populer di kalangan pemilih pemula. Kreator konten dapat membuat meme yang menggabungkan karakter budaya pop dengan isu-isu politik pilkada yang relevan. Seperti ; membuat desain meme politik bertema budaya pop. Atau, mengelola akun media sosial yang fokus pada konten meme politik yang kreatif dan menarik.
Parodi dan hiburan untuk mendekatkan politik kepada anak muda
Hiburan melalui konten parodi yang terkait dengan budaya pop bisa membuat politik terasa lebih ringan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Seperti membuat konten video parodi politik dengan karakter budaya pop, misalnya debat pilkada yang diatur seperti duel karakter anime atau pertempuran di dunia fiksi. Membuat komedi politik yang menampilkan dialog ala film atau seri TV populer, dengan pesan politik yang tetap relevan namun dikemas jenaka.
Event budaya pop bertema politik
Menyelenggarakan atau ikut berpartisipasi dalam event-event budaya pop dengan sentuhan politik, bisa membantu mendekatkan kandidat dengan pemilihnya. Sehingga mendorong pemilih pemula lebih peduli pada pilkada, sekaligus kandidat bisa langsung berinteraksi dengan komunitas yang jarang mereka temui. Contohnya ; menyelenggarakan talk show atau diskusi politik yang bertempat di acara-acara budaya pop seperti festival musik, komik, atau game. Atau, mengadakan event “live streaming” atau podcast yang memadukan diskusi budaya pop dengan isu-isu politik, seperti “Pilkada dalam Perspektif Dunia Fiksi” atau “Apa yang akan dilakukan superhero dalam situasi politik seperti saat ini?”
Membuat event dan diskusi virtual dengan Influencer budaya pop
Mengadakan event virtual atau webinar yang menggabungkan budaya pop dan politik dapat menarik perhatian anak muda. Caranya ; kreator konten dapat memanfaatkan platform “live streaming” untuk menyelenggarakan diskusi politik yang dipadukan dengan tema budaya pop. Seperti menyelenggarakan acara live streaming interaktif di mana influencer budaya pop berbicara tentang isu politik yang relevan, dengan format hiburan yang menarik. Atau mengadakan panel diskusi virtual dengan kandidat pilkada dan komunitas budaya pop untuk menjangkau pemilih pemula melalui format yang jenaka dan menghibur.
Merchandise politik bertema budaya pop
Kreator konten bisa mengembangkan dan membuat merchandise pilkada yang dipengaruhi oleh budaya pop. Ini bisa menjadi alat kampanye yang menyenangkan sekaligus efektif. Kombinasi antara merchandise politik dan budaya pop dapat menjadi daya tarik besar bagi pemilih, terutama generasi muda. Kreator konten dapat mendesain produk yang menggabungkan elemen budaya pop dan kampanye politik. Contohnya, merchandise seperti kaos, topi, pin atau stiker dengan desain yang menggabungkan elemen budaya pop dengan pesan politik, misalnya poster ala “Star Wars” tetapi dengan wajah kandidat lokal. Atau, membuat koleksi meme atau karakter bertema pilkada dalam bentuk NFT yang terinspirasi dari budaya pop, yang kemudian bisa dibagikan sebagai bagian dari kampanye digital. Atau, mengembangkan koleksi merchandise khusus bertema pilkada, seperti “action figure” atau poster ala film, dengan karakterisasi kandidat sebagai tokoh budaya pop.
Konsultasi strategi pemenangan di media sosial bertema budaya pop
Banyak kandidat dan tim kampanye membutuhkan strategi pemenangan di media sosial yang kreatif dan efektif untuk menjangkau pemilih pemula. Kreator konten dengan pemahaman mendalam tentang budaya pop dapat menawarkan jasa konsultasi untuk menciptakan strategi kampanye yang relevan dan “engaging.” Menyusun strategi kampanye media sosial yang memadukan tren budaya pop dan konten politik, seperti challenge TikTok, tren meme, atau livestream interaktif. Atau, menyediakan layanan manajemen media sosial untuk tim kampanye yang ingin meningkatkan keterlibatan anak muda melalui konten kreatif.
Pembuatan animasi atau komik bertema pilkada
Animasi dan komik sering kali digunakan sebagai sarana menyampaikan pesan yang lebih kompleks dengan cara menghibur dan menyenangkan. Kreator konten dapat membuat animasi atau komik yang mendukung kampanye politik, tetapi dalam format yang terinspirasi oleh budaya pop. Seperti, membuat seri komik pendek yang menampilkan karakter-karakter pilkada sebagai superhero atau tokoh animasi dalam petualangan yang menggambarkan program kerja kandidat. Animasi politik ini bisa dibagikan di media sosial, dengan format yang terinspirasi dari kartun atau serial animasi populer.
Pembuatan konten “behind-the-scenes” kampanye dengan gaya vlog pop culture
Banyak orang tertarik dengan apa yang terjadi di balik layar sebuah kampanye. Kreator konten bisa bekerja sama dengan tim kampanye untuk membuat vlog atau dokumentasi kampanye bergaya budaya pop. Seperti, membuat vlog “Sehari bersama kandidat” dengan format yang mirip dengan “reality show” atau konten vlog selebriti. Ini memberi kesan lebih dekat tentang kehidupan kandidat di luar panggung politik. Atau membuat video dokumentasi kampanye dengan sentuhan komedi atau drama ala serial TV populer, yang bisa diunggah di YouTube atau platform media sosial lainnya.
Pembuatan NFT politik bertema budaya pop
Tren NFT (Non-Fungible Token) bisa dimanfaatkan untuk menciptakan koleksi digital bertema pilkada. Kreator konten dapat membuat karya seni digital bertema budaya pop dan politik, yang bisa dibagikan sebagai NFT untuk mendukung kampanye kandidat. Contohnya, membuat koleksi NFT eksklusif yang menggambarkan kandidat pilkada sebagai karakter dalam dunia budaya pop, seperti superhero, pahlawan anime, atau karakter game. Atau menyediakan layanan pembuatan NFT bagi kandidat yang ingin terjun ke dunia kripto dan teknologi digital untuk menarik perhatian anak muda.
Catatan akhir
Ringkasnya, peran kreator konten pada pilkada serentak 2024, sangat luas. Kreator konten memiliki peran signifikan membentuk opini publik, meningkatkan partisipasi pemilih, dan mengedukasi masyarakat tentang isu-isu politik strategis. Plus membantu mengenal lebih dekat para kandidat peserta pilkada.
Dalam konteks Pilkada 2024, kreativitas dan pengaruh kreator konten boleh jadi mengubah cara publik memandang dan berpartisipasi dalam proses demokrasi. Weleh, weleh, weleh.(*)