Opini

Mengulik Pengaruh Game Online Terhadap Perkembangan Kognitif Anak

Mengulik Pengaruh Game Online Terhadap Perkembangan Kognitif Anak
Ragam jenis game online yang terdapat di internet. (Foto: Istimewa)

Mengulik Pengaruh Game Online Terhadap Perkembangan Kognitif Anak

Penulis: Chania Fitri Elita, UIN Imam Bonjol, Padang

Game online adalah fenomena derasnya arus globalisasi informasi abad 21 yang ditandai keberadaan internet. Fenomena ini telah melanda dunia.

Berada di zaman era gobalisasi tidak dapat kita hindari. Kemajuan teknologi semakin canggih sehingga mampu menciptakan suatu perubahan mendasar tatanan hidup masyarakat. Pesatnya perkembangan teknologi informatika, terutama di bidang komunikasi yang ditandai adanya telepon cerdas (smartphone) dan komputer membuat kita semakin mudah mengakses berbagai macam aplikasi atau server website (word wide web) yang dapat diakses melalui media internet.

Perubahan tersebut merangksek ke kehidupan dan pola hidup masyarakat. Salah satu yang muncul ialah maraknya game online. Tentu saja, game online ini lahir dari rahim kecanggihan teknologi yang seolah tanpa batas dan tak mengenal batas usia. Pengguna digiring untuk mudah dan bebas mengunduh (download) beragam aplikasi instan dan fitur-fitur yang berserakan di internet. Hanya bermodalkan paket data dan jaringan WiFi, internet dan beragam aplikasi instan mudah dijumpai dan diunduh. Kesemuanya sangat dekat dengan dunia anak-anak di mana bermain merupakan kecenderungan perkembangan kemanusiannya.

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

Game online membawa dampak besar terutama pada perkembangan anak maupun jiwa seseorang. Pemainnya dapat bersosialisasi dalam game online dengan pemain lainnya, bahjan game online mampu membuat para pemainnya melupakan kehidupan sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Jika ditelisik, game online sebenarnya memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dalam bermain game online ini berupa dampak yang bisa memberi manfaat atau pengaruh baik bagi penggunanya (gamer) yaitu sebagai hiburan. Sebab, dengan memanfaatkan sebuah permainan seseorang bisa mengurangi stres, mengurangi kebosanan hingga mampu meningkatkan konsentrasi bagi pemainnya. Misalnya, game action yang membutuhkan konsentrasi saat menembak, sembunyi atau pun lari.

Sementara itu, dampak negatif bermain game online ialah membuat pemainnya bisa lupa waktu. Para pemain game yang sudah hobi dalam memainkan game online sering kali melupakan waktu untuk rutinitas kegiatan lainnya. Bahkan, ada pula sebagian tidak menghiraukan panggilan yang memintai tolong dan nasehat.

Selain itu, game online juga dapat mengakibatkan pemborosan. Apabila sudah tidak ada uang untuk membeli paket internet, dapat berakibat buruk. Anak bisa menggunakan segala cara, termasuk melakukan tindak pidana seperti pencurian, hanya demi memenuhi rasa kecanduannya terhadap game online. Bahkan karakter- karakter tokoh yang ada di dalam game online tersebut malah justru diterapkan dalam kehidupan nyata.

Baca Juga:  Wartawan Terlibat Korupsi, Pemberantasan Tipikor Pasti Gagal Total

Game online sangat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan anak bahwa psikologi anak yang mencangkup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan menyangka, pertimbangan, pengelolaan informasi, pemecahan masalah, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan.

Termasuk kejiwaan yang berpusat diotak juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan). Bermain adalah unsur penting untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya. Ketika individu berkembang menuju kedewasaan, akan mengalami adaptasi biologis dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan-perubahaan kualitatif  didalam struktur kognitifnya bahwa daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usai akan berbeda pula secara kualitatif.

Baca Juga:  Apa Arti Penyebaran Rudal Jarak Jauh Rusia Bagi Skandinavia?

Dalam usia perkembangan pada periode 6 tahun pertama merupakan masa golden age atau masa keemasan bagi pertumbuhan serta perkembangan mereka. Pada masa ini otak anak berkembang dengan sangat pesat, yang mana sebagian besar sel-sel jaringan otak mereka akan menyerap dengan cepat segala informasi yang didapatkan dari lingkungan sekitar.

Pada periode ini merupakan waktu yang kondusif untuk mengembangkan 5 aspek perkembangan yakni kecerdasan sosial-emosional, kognitif, fisik-motorik, bahasa, dan moral. Dalam tahap ini orangtua harus memberikan stimulasi yang tepat agar tumbuh kembang mereka sesuai dengan tahap perkembangan.

Jadi, bermain game dengan durasi yang cepat dapat berdampak positif terhadap perkembangan kognitifnya, bermain game dengan jangka waktu yang lama dan berhari-hari juga berdampak negatif terhadap perkembangan kognitif anak.  Bermain game dapat meningkatkan kecerdasan otak serta mengasah kemampuan menghitung logika berpikir dan pemecahan masalah. Game dapat membantu anak belajar jika bermainnya dikontrol setiap harinya dengan durasi kurang dari tiga jam per hari. Jangan berlama-lama bermain game, bermain game-lah seperlunya.

Related Posts

1 of 3,049