MancanegaraPolitik

Mengenang Kembali Nelson Mandela, Sang Pejuang yang Mengembalikan Kehidupan Bangsanya Sendiri

nelson mandela, pejuang anti apartheid, pejuang afrika selatan, revolusioner afsel, pejuang kulit hitam, rezim rasis afsel, sejarah afsel, afrika selatan, anc, orang kulit hitam, ahmed mohamed kathrada
Nelson Rolihlahla Mandela. (UN. Org)

NUSANTARANEWS.CO – Pada Desember 2013 lalu tokoh berjasa Afrika Selatan Nelson Rolihlahla Mandela menghmbuskan nafas terakhir dalam usia 95 tahun di Johannesburg. Mandela dikenal luas publik dunia sebagai pejuang anti apartheid.

Mandela menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan mulai tahun 1994-1999. Ia tercatat sebagai orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memenang jabatan presiden setelah dipegang rezim apartheid kulit putih.

Tak ayal, pemerintahan Mandela pun harus berjuang menghapus pengaruh apartheid dengan memberantas rasisme, kemiskinan dan kesenjangan di Afrika Selatan. Ia juga mendorong rekonsiliasi rasial di negara beribukota Johannesburg itu.

Mendela lahir di Mvezo, Afrika Selatan pada 18 Juli 1918. Sebagai seorang nasinalis Afrika dan sosialis demokratik, Mandela memulai perjuangannya menghapus rasisme kulit putih di Afrika Selatan dengan menjadi Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC) pada medio 1991-1997.

Baca juga: Pejuang Anti-apartheid Afsel, Rekan Terdekat Nelson Mandela Wafat

Mandela tampaknya memang terlahir untuk menjadi seorang pemimpin. Terlahir dari keluarga kerajaan Thembu dan bersuku Xhosa, Mandela belajar hukum. Dan sejak menjadi pengacara, Mandela berulang kali keluar-masuk penjara. Pada tahun 1954, Mandela dan rekannya, Ahmed Mohamed Kathrada (Kathy) dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh rezim apartheid kulit putih. Vonis ini terjadi dalam pengadilan Rivonia. Mandela, Kathrada dan aktivis ANC menuntut pengunduran diri Jacub Zuma.

Baca Juga:  DPC PDIP Nunukan Buka Penjaringan Bakal Calon Kepala Daerah Untuk Pilkada Serentak 2024

Mandela, Kathy dan aktivis ANC tersebut menjalani masa kurungan selama 27 tahun di Pulau Robben. Tak hanya di situ, mereka juga dipenjara di Pollsmoor dan Victor Verster.

Hukuman penjara terhadap Mandela, Kathy dan aktivis ANC mendapat kecaman dunia internasional. Mereka menuntut Mandela dkk dibebaskan dari penjara yang sangat diskriminatif itu sampai akhirnya mereka dibebaskan pada 1989.

Sejak pembebasan itu nama ANC semakin berkibar di mata publik Afrika Selatan. Buktinya pada pemilu multiras tahun 1994, ANC akhirnya keluar sebagai pemenang. Mendela pun langsung membentuk Pemerintahan Persatuan Nasional dan menyusun konstitusi baru serta membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang bertujuan menyelidiki kasus-kasus pelanggaran HAM.

Baca juga: Anies, Mandela dan Evo Morales: Aspek Teoritik dan Sejarah Perjuangan Pribumi

Sejak Mandela memimpin Afrika Selatan, Kathrada didapuknya menjadi penasihat parlemen untuk Presiden Mandela di ANC. Jabatan yang ditempatinya ini tak lepas dari bujukan Mandela agar dirinya bergabung dengan pemerintah usai dibebaskan pada tahun 1989 itu yang sekaligus menandai berakhirnya rezim apartheid kulit putih.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Gelar Paripurna Laporan LKPJ Bupati TA 2023

Singkatnya, perjuangan Mandela menghapus apartheid di Afrika Selatan mengantarkan dirinya meraih sejumlah penghargaan internasional. Salah satunya Hadian Nobel Perdamaian 1993, serta masih banyak lagi penghargaan lainnya, termasuk juga penghargaan Order of Lenin dari Uni Soviet dan Medali Kebebasan Presiden Amerika Serikat.

Tak hanya itu, nama Mandela juga telah dilayarlebarkan di dunia perfilman internasional. Lima di antara film yang menceritakan perjuangan Mandela di antaranya Mandela (1996), Invictus (2009), Winnie Mandela (2011), Mandela: Long Walk to Freedom (2013 dan Winnie (2017). (red/ed/nn)

Editor: Banyu Asqalani & Eriec Dieda

Related Posts

  • slot raffi ahmad
  • slot gacor 4d
  • sbobet88
  • robopragma
  • slot gacor malam ini
  • slot thailand