Mengenal Zircon-3M22, Senjata Hipersonik Andalan Rusia

Rudal Zircon-3M22 (ytimg)

Rudal Zircon-3M22 (ytimg)

NUSANTARANEWS.CO – Beberapa bulan lalu, industri pertahanan Rusia tengah melakukan uji coba rudal Zircon-3M22. Pemerintah Rusia dari tahun ke tahun, terus mengembangkan senjata jenis hipersonik miliknya.

Tak tanggung-tanggung, industri pertahanan Rusia rencananya akan mempruduksi senjata Zircon-3M22 secara massal. Selain itu, upaya pengembangan dan peningkatan senjata ruang angkasa juga terus dilakukan.

Senjata Zircon-3M22 ini dinilai memiliki daya gempur yang mematikan. Bahkan, beberapa media Rusia sempat mengklaim saat pertama dirilisnya beberapa bulan yang lalu, Pentagon mengaku panik atas Zircon-3M22.

Memang tak dipungkiri bahwa keberadaan Zircon-3M22 dianggap sebagai lompatan kuantum dalam pengembangan pertahanan asimetris dalam melawan serangan nuklir. Zircon-3M22 memiliki kecepatan suara dan hampir kebal terhadap sistem pertahanan rudal yang ada saat ini.

Namun, Tactical Missile Weapons Corporation yang menjadi motor pembuatan Zircon berencana untuk mendisain kecepatan rudal tersebut hingga 13 kali kecepatan suara. Dengan kisaran jarak tempuh 250 mil. Dengan begitu, rudal jenis ini hanya butuh waktu tiga menit untuk menuju target sasarannya.

Saat ini fitur taktis dan teknis rudal hipersonik masih dirahasiakan. Sebagaimana diketahui dengan kecepatan lima atau enam kali kecepatan suara, rudal ini hampir dipastikan tidak terjangkau oleh sistem pertahanan udara lawan.

Sekalipun berhasil terdeteksi dan hancur, namun fragmen rudal tersebut masih tetap memiliki cukup kekuatan kinetik untuk menghancurkan musuh. Selama masa uji coba pada 2016 lalu, rudal hipersonik U-71 ternyata hanya butuh waktu 20 menit untuk mencapai sasaran. Sementara untuk hulu ledaknya secara aktif bermanuver di atas udara mencapai 15 Mach.

Mach merupakan satuan yang digunakan dalam pengukuran kecepatan berdasarkan kecepatan suara. Karena suara merambat dalam kecepatan yang berbeda dalam kondisi yang berbeda, perhitungan disini didasarkan pada keadaan 20 °C dalam udara kering pada permukaan laut. (*)

Editor: Romandhon

Exit mobile version