NUSANTARANEWS.CO – Inti Project Iceberg Rusia adalah Belgorod kapal selam nuklir unik terbesar yang pernah dibangun oleh Rusia. Kapal selam unik ini dilengkapi dengan peralatan khusus untuk menyelam di laut dalam seperti: kendaraan otonom tak berawak, atau subsea drone, termasuk ruang tekanan bagi para penyelam untuk keluar dari kapal di laut dalam.
Panjang lambung kapal selam yang mencapai 184 meter melebihi panjang kelas Oscar-II yang hanya 154 meter bahkan 11 meter lebih Panjang dari kapal selam Typhoon yang pernah dibangun oleh angkatan laut Uni Soviet.
Misi Belgorod adalah mempelajari lapisan es di kedalaman Arktik serta membangun jaringan komunikasi bawah laut yang bisa menjadi jaringan deteksi baru dasar laut Arktik untuk mendeteksi kapal selam NATO di Atlantik Utara.
Bagian paling ambisius dari Proyek Iceberg adalah rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir bawah laut pertama di dunia. Pembangkit listrik di dasar laut ini akan bertindak sebagai stasiun isi ulang energi bagi kapal selam yang berlalu-lalang.
Desain yang ada menyebut reaktor itu akan bertenaga 24 megawatt dengan masa operasi 25 tahun. Setiap pembangkit akan beroperasi secara otomatis dan teknisi hanya akan datang setahun sekali untuk perawatan rutin.
Reaktor bawah laut Rusia dilaporkan sudah dalam tahap pengembangan yang canggih, dan reaktor pertama diharapkan bisa beroperasi pada 2020.
Operasional Proyek Iceberg rencananya akan lebih banyak dilakukan oleh robot. Seperti kapal selam tanpa awak bawah laut atau AUV akan menjadi para pekerja. AUV kini telah digunakan oleh banyak negara, dan masih berada di bawah pengendalian ketat operator. Rusia tampaknya mulai mengejar ketertinggalannya dalam bidang ini.
AUV jenis Harpsichord-2R-PM telah dikembangkan untuk Iceberg, dan rencananya akan menjadi kendaraan bawah laut unggulan di antara jenis-jenis lain.
Kapal dengan bentuk torpedo dengan bobot 2 ton dan panjang 6 meter itu kini sedang diuji di Laut Hitam.
Pada 2009, salah satu AUV ini menemukan pesawat Angkatan Laut Rusia yang jatuh dan menewaskan 11 orang di dalamnya saat latihan terbang.
Kemampuan AUV beroperasi secara mandiri di bawah gelombang laut memungkinkannya untuk menemukan kotak hitam perekam penerbangan yang dibutuhkan untuk menentukan penyebab kecelakaan.
Meski AUV sudah cukup sering digunakan untuk survei bawah laut, belum ada preseden penggunaannya untuk mengebor di dasar laut.
Igor Vilnit, kepala perusahaan desain kapal selam terbesar di Rusia, Rubin Central Design Bureau for Marine Engineering, mengklaim bahwa jika sesuai jadwal, dalam lima tahun, mereka akan punya AUV yang mengebor di dasar laut.
Seperti diketahui, Arktik adalah lautan penuh es yang ganas dengan hembusan anginnya yang setajam belati menjadikannya sebagai salah satu tempat paling ekstrem di dunia. Namun jauh di bawah permukaan perairan es yang membeku dan tidak ramah ini menyimpan harta karun sumber daya alam — yang sebagian besar belum dieksplorasi oleh manusia.
Samudra Arktik diperkirakan menyimpan miliaran barel minyak bumi, dan triliunan kubik meter persegi gas alam — dan ini setara dengan 16-26% dari cadangan Bumi yang belum ditemukan.
Dan ada negara adidaya yang berupaya keras untuk mengalahkan negara lain dalam perlombaan untuk mengeksploitasi simpanan sumber daya di kutub: Rusia.
Beberapa dekade setelah Uni Soviet runtuh, Rusia menjalankan misi untuk mengebor minyak di dasar Samudra Arktik, dan mengirimkan armada robot bawah laut dan kapal selam tanpa awak ke perairan paling kejam di Bumi.
Dan kini, setelah bertahun-tahun mengebor di area itu, Rusia — yang 68% dari ekspornya adalah minyak bumi dan gas alam — berencana untuk menggunakan teknologi yang tak pernah dilihat sebelumnya untuk membawa misi ini ke tingkat selanjutnya.
Rusia sudah mengekstraksi sekitar 5,5 juta ton minyak setiap tahunnya dari ladang minyak yang beroperasi di Arktik, namun sebagian besar laut itu tertutup oleh lapisan es tebal sepanjang tahun sehingga eksploitasi menggunakan kendaraan di atas permukaan laut menjadi tak mungkin.
Lewat Project Iceberg, Rusia menetapkan rencana ambisius untuk menggunakan teknologi ekstrem di kondisi yang juga sama ekstremnya dengan Arktik. (Disunting dari artikel di laman BBC Future)