Puisi Muhamad Kusuma Gotansyah
MENCIPTA MESIN WAKTU
Kemarin paman datang
Pamanku dari masa depan
Dibawakannya kabar tentang lebaran di sana
Nastar sintetis dan takbir digital
“Aku ingin kesana!” ucap adikku yang berusia tujuh tahun
“Jangan tergesa-gesa. Ketahuilah bahwa masa depan mirip seperti
kakekmu, tua dan sudah sakit menahun,” jawab paman
Tetapi kan ada mesin waktu, apakah yang membuat kita ketakutan?
Apakah jam dinding?
Apakah zaman?
Apakah masa lalu?
Apakah yang membuat kita ketakutan?
“Sudah-sudah, lihat itu kembang api, berisik dan kesepian,” ujar kakek
2017
MENCIPTA MESIN WAKTU (GAGAL)
apakah kau masih disana?
ada apa anak muda? kulihat kau melawan arus mudik. motormu itu lucu, seperti mesin rongsokan di belakang rumah kakek saya. sebentar lagi mereka akan sampai. namun bagaimana denganmu?
ada apa anak muda? kulihat kau bergerak melawan arus hidup. apakah kau salah satu dari orang-orang itu? yang ingin membuktikan bahwa diri mereka belum mampus? apakah kau salah satu dari orang-orang yang kabur dari rumah ibu mereka sedari masih dua belas tahun?
ada apa anak muda? kulihat kau linglung tanpa tujuan. bukankah seharusnya kau bergerak kesana? ke arah dunia menuju dekapan ibu mereka? ke arah surau kampung dan takbir hari kemenangan? mengapa kau jalan sempoyongan seperti itu?
ada-ada saja anak muda. ada apa anak muda? apakah kau masih disana?
2017
Muhamad Kusuma Gotansyah, Seorang gitaris muda penggemar jazz kelahiran Tangerang yang berambisi untuk membuka mata dunia dengan musiknya. Penampilan debutnya adalah di selamatan sunat anak tetangga.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].