Berita UtamaKolomMancanegaraOpiniTerbaru

Menanti Poros Caracas-Bogota-Teheran di Halaman Belakang Paman Sam

Menanti Poros Caracas-Bogota-Teheran di halaman belakang Paman Sam
Menanti Poros Caracas-Bogota-Teheran di halaman belakang Paman Sam

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menanti Poros Caracas-Bogota-Teheran di halaman belakang Paman Sam. Terpilihnya mantan gerilyawan Gustavo Petro dalam pemilu Kolumbia baru-baru ini merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dicermati di kawasan Amerika Selatan.

Kemenangan Petro menandai terjadinya pergeseran tradisi politik di Kolombia yang selama ini belum pernah di pimpin oleh presiden sayap kiri.

Dan menarik pula melihat sosok wakil presidennya Francia Márquez, seorang wanita kulit hitam pertama yang mengisi jabatan itu. Márquez cukup populer karena meraih penghargaan pembela hak asasi manusia dan lingkungan.

Apakah kemenangan Gustavo Petro dalam pemilihan Presiden Kolombia hari Minggu lalu akan berdampak luas secara geopolitik? Sebuah pertanyaan yang akan terjawab dalam paruh kedua tahun ini.

Fenomena menarik lainnya dalam waktu yang berdekatan adalah kunjungan Presiden Venezuela Nicolás Maduro ke Iran selama dua hari untuk menandatangani perjanjian kerja sama 20 tahun dengan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khameini – sebuah kesepakatan jangka panjang untuk melawan arogansi Amerika Serikat (AS) dan Barat.

Baca Juga:  Sekda Nunukan Hadiri Sosialisasi dan Literasi Keuangan Bankaltimtara dan OJK di Krayan

Nah, dua fenomena menarik tersebut, terpilihnya Petro menjadi Presiden Kolumbia sayap kiri pertama dan kerjasama strategis jangka panjang antara Venezuela dan Iran jelas bukanlah sebuah kebetulan – itu adalah tanda-tanda zaman kepingan puzzle yang akan meruntuhkan Pax Americana yang telah berlangsung sejak berakhirnya Perang Dunia II.

Boleh jadi peristiwa-peristiwa itu akan menuju terbentuknya Poros Caracas-Bogota-Teheran di halaman belakang AS – karena salah satu tujuan dari Presiden Petro adalah untuk membangun hubungan yang lebih sehat dengan Venezuela. Bila poros tersebut terbentuk tentu akan menggerus hegemoni AS dari Amerika Selatan hingga ke Timur Tengah. (Agus Setiawan)

Related Posts

No Content Available