NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Militer Israel terus mendapat kecaman setelah melakukan tindakan arogansi yang mengakibatkan warga Palestina meninggal. Sekalipun kini akses Masjidil al-Aqsa telah dibuka kembali, namun pemerintah Israel tetap menerapkan aturan ketat.
Dimana tepat berada di pintu gerbang Haram Al-Sharifpara dipasang metal detektor dan CCTV. Tak cukup itu, pemerintah Israel mengerahkan 3000 tentara mereka untuk menjaga al-Aqsa. Situasi semakin memanas setelah imam besar Palestina Sheikh Ikrima Sabri usai menunaikan Salat Isya di al-Aqsa terpapar timah panas tentara Israel. Hal ini yang memicu gelombang protes dari orang-orang Palestina dan beberapa negara dunia.
Merespon hal itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (22/7) dengan tegas mengecam kekerasan berdarah di Kompleks Masjid al-Aqsa. Dia menilai kejahatan Isarel sudah tak bisa ditolerir dan mendesak negara-negara Arab untuk menggalang kekuatan menghadapi Israel.
“Muhammadiyah meminta negara-negara Arab, apalagi ini musim Haji, untuk menggalang kekuatan Islam lewat OKI. (Negara-negara Arab) Harus melakukan tindakan yang lebih berani,” ujarnya.
Sementara itu, Pakar kajian Timur Tengah (Timteng) Ibnu Burdah (31/7) mengatakan, jika memang negara-negara Liga Arab serius memperjuangkan keadilan dan kemerdekaan Palestina, maka proses perdamaian mestinya harus didorong terus. “Dorong proses perdamaian yang serius. Konsesi naturalisasi Israel dengan dunia Islam itu sangat menarik dan besar,” ungkap dia saat dihubungi Nusantaranews.
Menurut Ibnu Burdah, jika Palestina merdeka dan tercapai kesepakatan final, maka Israel dapat naturalisasi hubungan dengan semua negara muslim. “Itu skema yang bagus,” ujarnya.
Dosen Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga ini menjelaskan yang dimaksud dengan konsesi naturalisasi yaitu dengan mengacu pada proposal Liga Arab tahun 2002. Isinya mendukung perdamaian final dan menyeluruh.
“Ya itu proposal Liga Arab tahun 2002 gitu. Mendukung perdamaian final dan menyeluruh dengan imbalan perdamaian dan pembukaan hubungan dengan semua negara Muslim (naturslisasi),” terangnya.
“Kalau dibuka hubungan itu, maka Israel pasti dapat keuntungan besar baik ekonomi, sosial maupun keamanan dan budaya,” jelasnya.
Editor: Romandhon