Memasung Rindu
Sunggguh kamu telah pergi
Pergi untuk tidak kembali
Matahari menatapku lesuh
Rembulan mulai mengeluh
Di kala rindu akan kembali terulang padamu di sebrang sana
Apakah kaki dan hatiku masih sama
Pada mata sang petunjuk arah
Bintang berkedip sungguh indah
Disaat aku masih bersamamu dahulu.
15-01-19
Kemblilah Sebelum Aku Pergi
Kelak kamu akan tahu seberapa butiran tangis
Yang selalu hadir dan menemani hari-hariku
Kicauan burung terdengar begitu nyaring di telingaku
Mengerti semua tentangku
Bunga-bunga yang terlihat begitu indah
Layu disaat air mata tak kunjung henti
Merindukan kasih nan rahmamu
Kamu tak pernah melihat dan menatapku
Disaat kujelajahi pelosok-pelosok jurang yang berjembatan bambu
Sampai kapan kamu mengerti untuk semua tentang tangis rinduku
Pelosok jurang yang kulewati begitu menggigil dikala hujan tak kunjung reda
Menyisakan rindu yang tak berarah
Pelipis dimata mulai enggan untuk terbuka
Disaat aku sudah terkapar di atas rumput yang tampak begitu indah
Mataku terbuka dialam yang berbeda.
Annuqayah, 2019
Aku Tahu Kau Sang Ratu
Hantaman ombak lantakkan karang berbatu
Angin berdesir membawaku pada bibir pantai
Pasir putih lautnya yang biru
Tak lupa membawa maut tiap tahun
Guntur bergemuru pada arah selatan dan utara
Mempertemukanku pada raja laut
Kilatan petir di penghujung senja
Lantakkan jiwa dan raga
Ratu, aku tahu kau berkuasa
Aku memang pengembala
Tapi tak seharusnya engkau
Siksa aku sampai berdarah.
Annuqayah, 2019
Annuqayah Berjasa
Ketika aku menyusuri lorong-lorong beraspal
Sandal pecak berdenging di kupingku
Alunan ayat Annuqayah terdengar merduh
Para pengguna takwa nan serban putih semakin liar
Liar di saat para kiaiku telah pergi
Annuqayah, kau berjasa
Dari buaian, keras, malas, karatpun melekat padaku
Kini, semuanya meleleh hancur
Menjelma laro-laron yang kedinginan
Menanti hujan
Dan hujan.
Annuqayah, 2019
Ibu, Jangan Pergi
Ketiaka dirimu telah pergi
Tangannya melambai-lambai
Jari-jemarinya menari-nari
Bagaikan rerantingan yang disiur angin pagi
Air mata kembali ku teteskan
Demi ibuku tercinta
Jangan biarkan hatiku kembali menangis ibu
Hati lantakkan jiwa
Tangis yang kau sisakan kemarin
Masih terasa basah buatku ibu
Ayah,
Ibu hendak kemanakah?
Aku tak mengerti maksud rencana tuhan
Ibu meninggalkanku
Di kala aku masih rindu pelukannya
Lubsel, 27 Maret 2019
Penulis: Samsul Arifin, kelahiran Sumenep, Madura, Jawa Timur. Anak Asuh Sanggar Basmalah, IKSANDALIKA dan sekarang kuliah di IST Annuqayah.