Budaya / SeniPuisi

Mawar Sedih dan Burung-burung Urban

Puisi Norrahman Alif

Kubagi Darah Ini

Walau pedih di kulit, resah
menyentuh hati
Kubiarkan nyamuk-nyamuk
memakan diri
Meski sakit dan mati terbayang
dalam mimpi seperti
akan terjadi tapi ia butuh nutrisi
dengan darah tetap tubuhnya bergizi,
semakin semangat membunuhku
Toh, semuanya sama-sama mati
Wong, dari hari ke hari diriku mati
Pelan-pelan

Kutub,2016

Burung-burung Urban

Burung-burung terbang ke kota
mengujutkan angan yang diidamkan
namun pupus daun-daun hatiku
dan membukit sedih di tanah sendiri

Tuhan menawarkan kasihnya
Meminjamkan sawah dan ladangnya
Tidak kota dengan julangan gedung-gedungnya

Jiwaku duka memanen perih di hati
menanti yang jua tak kembali.

2016

Kepingan Hati

Diam telak tumbuh dalam tubuhku
Dan kaca hati pecah berkeping perih

Angan kabur ke masalalu
menakwil sejarah yang telah aku sesali,

Batin tiap menyadari betapa itu pedih
sekalipun doa dan mata menumpahkan darah

Namun hanya tempias air derita di mata semata
setelahnya kembali duka jiwa.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

2016

Mawar Sedih

Mulut hatiku tak lengah mendesah resah entah,
di teras kepala bunga-bunga terbit peristiwa

Namun kata-kata pelik menjadi sejarah
Dan sekali sarat menjadi makna

Senyap di badan sepanjang kala berjalan meresapi luka malam
Sampai membias terang fajar

Hampa kawan tiada bisikan bulan-bintang
di rahim hanya langit berawan segalanya hitam dan aku malang

2016

Norrahman Alif. Lahir di Sumenep Madura Jawa Timur, 01 Mei 1995. Menulis esai, puisi dan bergit di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta. Email: [email protected].

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 121