Berita UtamaEkonomi

Masyarakat Indonesia Timur Belum Kebagian Paket Gas Elpiji 3 Kg

NUSANTARANEWS.CO – Wilayah Indonesia Timur dipastikan belum bisa menikmati elpiji bersubsidi pada tahun depan. Itu karena wilayah ini tidak mendapatkan jatah paket perdana elpiji 3 kilogram (kg) karena terkait masalah sarana dan prasarana.

Paket perdana tersebut merupakan bagian dari program konversi minyak tanah ke elpiji yang digelar pemerintah. Di mana, pemerintah berencana membagikan paket perdana tabung elpiji 3 kg ada 2017.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja mengatakan, rencananya pada tahun depan pemerintah akan membagikan elpiji 3 kg secara perdana ke 1,7 juta rumah tangga.

“Kita punya data 1,7 juta rumah tangga yang siap diberikan paket perdana,” kata Wiratmaja saat rapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Namun, dia menambahkan, ternyata terdapat wilayah yang belum siap untuk menjalankan program konversi minyak tanah ke elpiji, sehingga pembagian paket perdana ditunda.

Baca Juga:  Alumni Lemhannas RI Minta Kejari Inhil, Inspektorat, dan Tipikor Periksa Kominfo

Wilayah tersebut merupakan kawasan Indonesia Timur. “Tapi karena sarana prasarana belum siap di Timur, kita tunda di Timur,” ‎ungkap Wiratmaja.

Seiring belum siapnya wilayah Indonesia Timur menjalankan program konversi, akhirnya pemerintah mengurangi pembagian paket perdana elpiji 3 kgmenjadi 517 ribu rumah tangga dari rencana 1,7 juta.

‎”Karena sarana dan fasilitas yang belum siap, kita hanya 517 ribu rumah tangga,” tutup dia.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto/Foto Andika/Nusantaranews
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto/Foto Andika/Nusantaranews

Selain karena sarana dan prasarana, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menambahkan, beberapa kendala penyaluran perdana elpiji tiga kg ke timur Indonesia adalah jarak antara titik lokasi dengan titik suplai elpiji sangat jauh dan medan grafis yang sulit untuk ditempuh.

“Konversi belum dapat dilaksanakan karena pertama belum ada persiapan sarana dan prasarana. Kedua jarak yang jauh antara lokasi dimaksud dengan titik suplai elipji terdekat. Dan medan grafis yang harus ditempuh distribusikan elpiji,” sebut Dwi. (Andika)

Related Posts

1 of 2