NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Partai Golkar telah resmi dipimpin ketua umum yang baru, Airlangga Hartarto. Agenda Munaslub pada 19-20 Desember 2017 dipastikan untuk acara pengukuhan Airlangga sebagai ketum.
Ketum Golkar sebelumnya, Setya Novanto harus menerima kenyataan bahwa posisinya kini sudah jatuh ke tangan koleganya. Hal ini tak lepas dari status Setnov yang kini tengah dirundung kasus korupsi dan mendekam di balik jeruji besi. Akibat kasus Setnov ini, para ahli menyebutnya sebagai salah satu penyebab utama memudarnya elektabilitas Golkar di mata publik.
Menurut Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, di bawah Airlangga Golkar perlu merumuskan branding baru. Hanya itu yang bisa menahan terus turunnya elektabitas Golkar.
“Dan hanya itu pula yang bahkan bisa membuat Golkar juara kembali dalam pemilu legislatif 2019,” ujar Denny JA merespon terpilihnya Airlangga sebagai ketum Golkar, Jakarta, Kamis (14/12).
Denny mengatakan, berdasarkan riset yang dilakukan figur Airlangga di mata publik yang mengenalnya adalah figur yang bersih, yang bisa contrasting, bisa membedakan diri dari rezim Golkar sebelumnya.
Denny memuji tradisi baik yang dimulai Airlangga dengan meluaskan video pendek berisi gagasannya: Golkar Bersih, Golkar Bangkit.
“Jelang Munaslub Golkar, Airlangga Hartarto membuat pesan tak hanya kepada pemilik suara Golkar yang akan memilih ketua umum. Ia juga menyampaikan pesan kepada pemilih Indonesia tentang gagasannya. Ia maju bukan hanya untuk jabatan. Tapi jabatan itu untuk sebuah gagasan. Pesan ini yang ingin Airlangga Hartarto sampaikan. Ini tradisi yang lama ditunggu. Sudah lama politik Indonesia sepi dari pertarungan gagasan,” papar Denny.
Ia mengatakan, umumnya berita politik masa kini didominasi oleh sensasi korupsi berjemaah. Atau berita itu sangat diwarnai oleh isu perpecahan partai, skandal pribadi, dan remeh temeh lainnya.
“Kita merindukan romantisme politik zaman founding fathers: berpolitik untuk sebuah gagasan Indonesia. Video yang dibuat Airlangga pesan singkat soal gagasan yang akan dibawanya jika kelak memimpin partai. Ia ingin lahirkan partai yang bersih. Ia ingin partai yang membangkitkan sebuah bangsa. Sesuai semboyannya: Golkar Bersih, Golkar Bangkit,” terang dia.
Denny melanjutkan, dalam video pendek 1-2 menit memang Airlangga Hartato cukup memberikan outline dan kerangka besar saja. “Saya mendengar Airlangga Hartato juga menyiapkan konferensi pers untuk menjelaskan mengapa partai Golkar dan partai umumnya perlu masuk ke tahap berikutnya: partai modern sebagaimana partai di negara maju,” ucapnya.
“Video yang dibuat Airlangga Hartato dengan model speed drawing di atas memperkuat tradisi public expose yang baik, yang memang kini kita butuhkan. Sungguh kita ingin tahu. Jelang Munaslub dan setelah Munaslub, seberapa berubah Partai Golkar, selaku partai paling senior di Indonesia,” tutup Denny JA. (red)
Editor: Eriec Dieda