NUSANTARANEWS.CO – Mencermati invasi AS (Amerika Serikat) ke Afghanistan beberapa tahun lalu bukanlah merupakan sebuah tindakan spontan karena hanya sekadar memburu Osama dan Al Qaeda. AS memang sudah sejak lama mengincar Afghanistan untuk cadangan minyaknya.
Hal ini seperti disinyalir Andre Gunther Frank dalam sebuah artikelnya berjudul The Great Game of Caspian Sea Oil. Artikel ini diterbitkan pada tahun 1996 silam, di mana Andre berusaha membuat sebuah ulasan prediktif tentang perubahan geopolitik di Timur Tengah, terutama Afghanistan dan khususnya Laut Kaspia.
Artikel menarik Andre telah menjadi rujukan banyak orang yang kemudian dijadikan bahan dasar untuk menganalisis geo-politik dan geo-ekonomi di kawasan Laut Kaspia. Bahkan secara khusus, sebuah artikel berjudul The Great Game for GAs In The Caspian Europe Opens The Southern Corridor memberi ulasan lebih spesifik terkait pertarungan politik di Laut Kaspia oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan baru-baru ini Cina.
Sejak runtuhnya Uni Soviet di era 1990-an, negara-negara tersebut berusaha merebut cadangan gas dan minyak bumi di Azerbaijan, Kazakhstan, Uzbekistan dan Turkmenistan, yang kebetulan berada di sekitaran Laut Kaspia.
Sementara itu, cadangan minyak di Timur Tengah dalam kurun 30 tahun diprediksi akan habis. Karena itu, eksplorasi minyak akan dialihkan ke negara-negara di sekitar Laut Kaspia, yang dalam penelitian dan eksplorasi merupakan area yang mengandung cadangan minyak bumi terbesar dunia.
Namun, problem utama dari usaha investasi di bidang pertambangan minyak dan gas – termasuk pengusaha minyak Rockefeller Group – adalah fakta bahwa negara-negara di sekitar Laut Kaspia sebagian sudah menjalin hubungan sosial-ekonomi-politik dengan Rusia.
Azerbaijan, Uzbekistan dan Turkmenistan yang berhasil didekati adalah negara-negara yang tidak memiliki jalur laut yang bisa mengalirkan minyak keluar dari kawasan Asia Tengah itu. Saat Iran terlibat perang dengan lrak sejak tahun 1979, pada 1986 Imam Khomeini memerintahkan pembangunan pipa minyak ke perbatasan Azerbaijan dan perbatasan Turkmenistan.
Tahun 1989 jalur pipa minyak yang dibangun di garis belakang medan tempur itu jaraknya tinggal beberapa kilometer dari perbatasan. Saat perjanjian damai ditetapkan tahun 1990, jalur pipa minyak lran sudah tersambung dengan Azerbaijan dan Turkmenistan. Aliran minyak pun disalurkan oleh lran dari Turkmenistan dan Azerbaijan ke Lautan Hindia. (*)
(Editor: Redaksi/Nusantaranews)