NUSANTARANEWS.CO, Tokyo – Korea Utara telah mengkonfirmasi bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik jarak menengah atau intermediate-range ballistic missile (IRBM) Hwasong-12 pada hari Minggu (30/1). Peluncuran rudal menengah tersebut adalah yang ke tujuh kalinya dalam bulan ini.
Jepang dan Korea Selatan yang mendeteksi peluncuran rudal balistik jarak menengah tersebut, mengutuk uji coba itu sebagai ancaman terhadap keamanan regional. Seeorang pejabat Korea Selatan memperingatkan bahwa peluncuran itu dapat mengarah pada pengujian senjata jarak jauh dan bom nuklir.
Koran Partai Pekerja yang berkuasa, Rodong Sinmun, pada Senin (31/1) mengatakan bahwa rudal jenis Hwasong-12 diluncurkan dari wilayah barat laut negara itu ke arah laut di jalur lintasan yang lebih tinggi, dengan sudut yang lebih tajam dari biasanya, agar meluncur lebih tinggi.
Koran tersebut juga menyatakan bahwa uji coba itu dilakukan untuk mengonfirmasi akurasi, keamanan, dan efektivitas sistem operasi senjata jenis Hwasong-12.
Jarak tempuh Hwasong-12 diperkirakan bisa mencapai 5.000 kilometer, cakupannya bisa sampai ke Guam, wilayah AS di Pasifik. Korea Utara juga sebelumnya mengatakan bahwa Hwasong-12 dapat membawa “hulu ledak nuklir”.
KCNA melaporkan peluncuran rudal dilakukan sedemikian rupa untuk memastikan keamanan negara-negara tetangga, dan hulu ledak uji dilengkapi dengan kamera yang mengambil foto saat berada di luar angkasa.
Uji coba penembakan Minggu kemarin merupakan peluncuran pertama rudal Hwasong-12 sejak September 2017, saat rudal itu meluncur di dekat Tanjung Erimo di Hokkaido, Jepang utara.
Seperti diketahui, rudal terbesar dan terkuat yang pernah diuji Korea Utara hingga saat ini adalah Hwasong-15 dengan perkiraan jangkauan 8.500-13.000 km yang diluncurkan pada November 2017–ketika Pyongyang mendeklarasikan dirinya sebagai negara dengan kekuatan nuklir.
Militer Korea Selatan pada Minggu mengatakan Korea Utara menembakkan sebuah rudal balistik jarak menengah dari wilayah utara Provinsi Jagang mengarah ke laut pada Minggu pagi.
Militer Korea Selatan juga mengatakan bahwa rudal tersebut mencapai ketinggian sekitar 2.000 kilometer. Itu merupakan peluncuran ke-7 yang dilakukan Korea Utara pada tahun ini.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinannya terkait uji coba rudal balistik Pyongyang yang semakin maju.
Washington mendesak Pyongyang untuk kembali ke pembicaraan denuklirisasi yang terhenti sejak 2019 setelah pertemuan puncak antara Kim dan Donald Trump yang gagal. (Banyu)
