Ekonomi

Konsumsi Ikan di Indonesia Masih Rendah Dibanding Negara Lain

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan saat ini konsumsi makan ikan masyarakat Indonesia mencapai 43 kg per kapita per tahun, masih kalah dibanding negara-negara lain. Untuk mencapai target makan ikan 53 kg per kapita pada 2019, produksi perikanan budidaya menjadi andalan utama, yang diharapkan dapat menyusul perikanan tangkap.

“Salah satu yang menjadi isu utama adalah penyakit ikan dan udang. Dengan upaya penurunan tingkat penyakit tersebut, maka harapannya produktivitas perikanan dapat ditingkatkan,” kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Boebjakto seperti dikutip dari keterangan tertulis yang dikirim kepada redaksi, Kamis (30/11/2017).

Slamet menjelaskan, saat ini ada organisasi Indonesian Network on Fish Health Management (INFHEM). Ia berharap, organisasi INFEM dapat mencegah penyakit ikan di Indonesia untuk membantu mewujudkan produksi ikan dan udang yang keberlanjutan.

“Fenomena alam pasti ada, tapi kita mau kematian ikan menurun. Yang over capacity di perairan umum, kita atur, kita tertibkan. Di Waduk Jatiluhur sudah turun, di Danau Toba juga sudah turun. Kita jaga kelestarian lingkungannya,” ujar Slamet.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

Ia juga menyampaikan, peningkatan produksi budidaya perikanan didorong berbasis kawasan, sehingga akan memudahkan dalam penataan kawasan budidaya, meningkatkan produktivitas, menjaga keamanan pangan, dan menjaga lingkungan menuju usaha budidaya perikanan yang berkelanjutan.

Menurutnya, penataan kawasan budidaya menjadi penting, salah satunya bahwa setiap tambak udang harus memiliki Instalasi Pengolah Limbah (IPAL) yang akan mencegah penularan penyakit. Dalam satu kawasan budidaya perikanan juga diharapkan menjadi satu kluster, sehingga memudahkan tata kelola usaha yang baik dengan memperhatikan penggunaan benih unggul, kepatuhan terhadap Standard Operational Procedure (SOP) budidaya, pengelolaan air dan lingkungan, pencegahan penyakit, serta pemberian pakan dan biosekuritas.

Slamet juga menyampaikan, produk vaksin ikan laut masih sangat terbatas dibandingkan ikan air tawar, padahal saat ini mulai didorong kegiatan marikultur. Pada 2017 dimulai budidaya karamba offshore di tiga lokasi, yaitu Pangandaran, Karimunjawa dan Sabang. Budidaya offhsore ini akan membesarkan ikan Kakap Putih (Baramundi), di mana untuk mencegah penyakit diperlukan vaksin yang saat ini belum ada yang memproduksi vaksi ikan laut tersebut. Budidaya ikan laut karamba offshore memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menguasai cara budidaya ikan yang baik di karamba offshore, yang berbeda dengan budidaya di tambak maupun di kolam. (red)

Baca Juga:  DPD Nunukan Minta Pemerintah Perbaiki Insfratruktur Pendidikan

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 10