NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Dalam jumpa pers yang berlangsung di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2019), Inisiator Bidang Ilmiah Kongres Boemipoetra, Dahrin La Ode menggungkapkan kongres direncanakan akan digelar di Asrama Haji Pondok Gedepada, Jakarta pada 21-24 Februari 2019 mendatang.
Dahrin mengungkapkan bahwa dalam kongres nanti akan melibatkan perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia. Dimana Kongres Boemipoetra Nusantara ini nanti akan dilaksanakan Sumpah Pribumi.
“Dalam kongres ini juga akan ada Sumpah Pribumi,” kata Dahrin.
Baca Juga: Siapapun Presiden Terpilih Nanti Harus Berpihak Pada Boemipoetra
Mengenai kongres tersebut, lanjut Dahrin, tak lain adalah sebagai upaya untuk mengembalikan peran Boemipoetra ke asalnya, yakni priboemi sebagai pemilik dan penguasa negeri ini.
“Kita harus kembalikan ke khittah, Priboemi adalah penguasa negara. Bukan yang lain,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Center Institut of Strategi Studies itu menjelaskan dulu saat zaman kolonial, strata sosial Boemipoetra berada di urutan ketiga. Kini sesudah 73 tahun merdeka strata itu tak berubah.
“Pada era kolonial strata terbagi menjadi Belanda atau Eropa, Timur Asing kemudian Priboemi. Nah sekarang strata pertama adalah Pemerintah, China dan Priboemi,” kata dia.
Sementara itu, Inisiator Bidang Politik Kongres Boemipoetra Nusantara MS Kaban menegaskan bahwa mengenai Boemiputra tidak ada kaitannya dengan ujaran kebencian atau ingin membenturkan pribumi dan non pribumi. “Kongres ini sangat ilmiah. Tidak ada rasisme atau mengancam kebhinekaan,” ujarnya.
“Definisi Boemipoetra tidak harus diperdebatkan lagi karena sudah diakui PBB dan sangat ilmiah,” tegas mantan Menteri Kehutanan tersebut.
Kaban berharap Boemipoetra menjadi motor penggerak untuk mendorong Boemipoetra menjadi tuan di negaranya sendiri. “Itulah tujuan dari kongres ini,” tandasnya.
Editor: Romandhon