Opini

Komunisme Ideologi Pembantai Manusia dan Pencegahan Dini

Komunisme Ideologi Pembantai Manusia dan Pencegahan Dini
Komunisme ideologi pembantai manusia dan pencegahan dini.

Komunisme Ideologi Pembantai Manusia dan Pencegahan Dini

Kebiadaban Komunis mengabaikan hak hak sipil seperti antara lain hak asasi manusia, perasaan iba, sanak saudara, ulama Islam, agama Islam, agama Kristen, Hindu, dan Budha semuanya dianggap candu bagi manusia. Menurut Taufik Ismail bahwa “Komunis telah membantai 120 juta orang dengan perincian selama 74 tahun Komunis rata-rata membantai 1.621.621 orang setiap tahun atau 4.504 orang per hari atau tiga orang per menit di 75 negara  di Dunia.”
Oleh:  M.D. La Ode

Tulisan ini diturunkan untuk mengenang kebiadaban Partai Komunis Indonesia (PKI) membantai 6 (enam) Jenderal TNI AD pada tanggal 30 September 1965 agar tidak terulang kembali di Indonesia. Peristiwa itu dikenal dengan G.30 S/PKI/1965 yang dipimpin oleh DN. Aidit dan Siauw Giok Thjan ketua Bapperki oragnisasi kemasyarakatan kelompok Etnis Cina Indonesia (ECI) yang “dikomandoi langsung dari Peking, oleh Mao Tse Tung pimpinan tertinggi Partai Komunis Cina” .

Kebiadaban Komunis mengabaikan hak hak sipil seperti antara lain hak asasi manusia, perasaan iba, sanak saudara, ulama Islam, agama Islam, agama Kristen, Hindu, dan Budha semuanya dianggap candu bagi manusia. Menurut Taufik Ismail bahwa “Komunis telah membantai 120 juta orang dengan perincian selama 74 tahun Komunis rata-rata membantai 1.621.621 orang setiap tahun atau 4.504 orang per hari atau tiga orang per menit di 75 negara  di Dunia.”

Sejak tahun 1966 usai peristiwa Biadab Komunis di atas, PKI dinyatakan sebagai Partai Politik (Parpol) terlarang di Indonesia, melalui Tap MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, di seluruh wilayah NKRI dan larangan setiap kegiatan untuk mengembangkan paham atau ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme. Bersamaan  dengan itu, Komunis Internasional (Kominten), menurut banyak orang bahwa “Kominten sudah bangkrut menyertai berakhirnya perang dingin pada tahun 1991”. Jika memang demikian mari kita lihat beberapa pikiran untuk suatu niat sebagai berikut ini.

  1. Ideologi Tidak Pernah Mati

Menurut Rene Kaes bahwa “Ideology is a specific mental position. It never dies (but it does change)”. Belakangan ini khususnya sejak tahun 2012 hingga saat ini banyak “tokoh nasional” mengatakan bahwa Komunisme sebagai ideologi sudah bangkrut, sudah mati, tinggal nama dan sebagainya”. Pernyataan ini ternyata sangat keliru dan menyesatkan bahkan bisa dianggap menjadi “socialist-communist agency here”  untuk kepentingan politik luar negeri Cina Komunis di Indonesia. Betapa tidak! “Ideologi adalah posisi mental spesifik pada kelompok orang dan oleh sebab itu ideologi tidak pernah mati kecuali hanya berubah”, tegas Rene Kaes. Rakyat Republik Cina (RRC) saat perang dingin, ideologi negaranya murni Komunisme. Usai perang dingin tahun 1991, di era Deng Xiao Ping ideologi RRC dirubah menjadi “two ideology one state” yakni ideologi politiknya Komunisme dan ideologi ekonominya kapitalisme. Selanjudnya RRC di era Xi Jinping ideologi itu dirubahnya menjadi “modern socialism” untuk membedakan sistem bernegara Barat dengan sistem bernegara menurut Cina Komunis sebagai bangsa besar. Namun substansinya tetap sama “two ideology one state” dari Deng Xiao Ping. Jadi yang dimaksud para tokoh itu adalah oraganisasi Komunis Internasional (Kominten) yang bangkrut dan mati tetapi Komunisme sebagai ideologi kelompok orang tetap hidup dan hanya berubah saja. Buktinya Cina Komunis, Korea Utara, dan Cuba, serta Vietnam masih menjadi Negara Komunis.

  1. Orang Tolol Berguna

Istilah “orang tolol berguna (Fellow-Traveller)” bersumber dari Milovan Djilas seorang pemimpin Komunis. Pada era perang dingin ada Kominten yang merekrut negara negara menjadi negara Komunis. Pemimpin negaranya dimajukan yang mudah dikendalikan oleh Kominten. “Jadi biasanya sistem Komunis memajukan mereka yang tidak punya pembawaan seni, orang orang yang tergantung hidupnya dari yang berkuasa, orang orang yang tidak berpikiran sendiri” .  Penguasa di sini adalah Kominten yang merekrut orang orang untuk melakukan makar dan atau kudeta terhadap pemimpin nasionalis, demokratis, dan religius. Kini di Indonesia fenomena itu bertaburan adanya. Mereka dibawah perlindungan agitasi dan propaganda Cina Komunis pimpinan Xi Jin Ping bahwa Komunis sudah bangkrut dan Komunis sudah mati. Inilah kegunaan orang tolol! Istilah Rocky Gerung “orang dungu” berguna. Ciri khasnya merugikan bangsa sendiri menguntungkan bangsa lain meskipun dia tahu persis tindakannya itu tidak adil namun berketetapan hati melakukannya.

  1. Tanda Tanda Kebangkitan Komunis Indonesia

Sejak tahun 2012 hingga saat ini tanda tanda kebangkitan Komunis Indonesia/PKI sangat banyak dan kuat. Pembunuhan ulama, kriminalisasi ulama, mengikis pengaruh agama di masyarakat karena agama candu bagi rakyat (Lenin), tekanan kuat agar pemerintah minta maaf kepada PKI, Pancasila mau dirubah menjadi trisila melalui RUU HIP, agitasi dan propaganda antagonisme kepada TNI dengan POLRI, adu domba antar kelompok etnis, sosialisasi Komunis sudah mati dan sudah bangkrut oleh para tokoh, tuntutan keras mencabut Tap MPRS Nomor XXV/MPRS/1966, pemerintahan berciri otoritarianisme, penanggulangan Covid-19 seolah mengikuti kendali Cina Komunis selaku sumber Covid-19, pengaruh ECI dan Cina Komunis terhadap Pemerintah RI sangat kuat, pemutaran Film G.30S/PKI/1965 dihambat, peristiwa G.30S/PKI/1965 melalui agitasi dan propaganda bahwa itu adalah peristiwa internal Angkatan Darat, para pembunuh dan penganiaya serta penista agama Islam disebut orang gila, fenomena Nasakom menguat, penangkapan aktivis dan Mahasiswa serta Siswa, Mahasiswa diisi otaknya dengan ilmu pengetahuan tapi mulutnya ibarat dijahit agar tidak meneriakkan  kebenaran dan keadilan serta kebebasan.

  1. Aktor Kebangkitan Komunisme di Indonesia

Aktor kebangkitan Komunisme di Indonesia sejak 2012 dapat diidentifikasi yakni ECI, Cina Komunis, dan pemerintah mendiamkannya. ECI memang bagian pelaku peristiwa kudeta tahun 1965 dan berhaluan Komunis Cina di bawah kendali Siauw Giok Thjan yang bercita cita ingin mengkomuniskan rakyat dan Negara Pancasila. Dengan begitu ECI loyal kepada Cina Komunis. Dalam tautan itu, ECI menganut ideologi loyalitas kultural terbelah dua yakni Cina Komunis nomor satu dan Indonesia nomor dua. Cina Komunis melakukan agitasi dan propaganda melalui investasi dan kemudahan utang untuk membiayai proyek infrastruktur kepada Indonesia. Agitasi dan propaganda itu tentu dilakukan oleh kantor Kedutaan Besar Cina Komunis di Jakarta dengan menggunakan dua instrumen negara Cina Komunis yakni Ministry and State Security (MSS) atau BIN-nya Cina Komunis dan Military Intellijence Departemen (MID) atau Baisnya Cina Komunis. Pemerintah tentu datanya lebih banyak lagi tentang perihal itu, namun tampaknya didiamkan saja.

  1. Pencegahan Dini Kebangkitan Komunsime

Metode pencegahan dini pertama, segala bentuk agitasi dan propaganda ECI dan Cina Komunis melalui instrumennya MSS dan MID, rakyat harus mununggal kembali dengan TNI melalui aksi Bela Negara Pancasila. Kedua, rakyat dan militer harus berketetapan hati menggugah pemerintah agar tidak mendiamkan segala bentuk aksi, agitasi, dan propaganda Cina Komunis yang memberikan insentif untuk kebangkitan Komunis/PKI di Indonesia. Ketiga, TKA Cina Komunis harus dilarang masuk ke Indonesia karena itu adalah modus penyusupan People Liberation Army (PLA) atau TNI-nya Cina Komunis di Indonesia. Keempat, metode itu sangat penting agar rakyat Indonesia tidak kembali dibantai oleh Komunis bagai di 75 negara sebagaimana yang ditulis dan dihitung Taufiq Ismail. Kelima, metode pencegahan yang tidak kalah penting juga adalah rakyat Negara Pancasila agar mengharamkan memilih pemimpin tolol menurut Milovan Djilas dan pemimpin dungu menurut Rocky Gerung. Keenam, pahami secara mahir segala bentuk perubahan ideologi Komunisme yang dimaksudkan oleh Rene Kaes. Ketujuh, Rakyat dan TNI harus mendesak pemerintah untuk kembali kepada Pancasila Sakti secara kaffah. Bukan seperti saat ini seolah cenderung mengikuti Modern Socialism dari Xi Jinping sebagai bentuk terbaru perubahan Ideologi Komunisme.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

Bogor, 27 September 2020

Penulis: M.D. La Ode, Sekjen DPP FBN RI

Related Posts

1 of 3,049