Berita UtamaBudaya / SeniGaya HidupKhazanahLintas NusaTerbaru

Ketua TAP Gunung Kidul Mengaktifkan Kegiatan Ronda Malam Sembari Merawat Kesenian Thoklik

Ketua TAP Gunung Kidul Mengaktifkan Kegiatan Ronda Malam Sembari Merawat Kesenian Thoklik
Ketua TAP Gunung Kidul mengaktifkan kegiatan ronda malam sembari merawat kearifan lokal.

NUSANTARANEWS.CO, Gunung Kidul – Disela-sela kesibukan sebagai Ketua TAP Gunung Kidul, Brigjen TNI (Purn) Gatot Murdiantoro, mengaktifkan kegiatan “Ronda Malam“ desa Bandung, Playen, Gunung Kidul dengan mengadopsi kearifan lokal “Thoklik”.

“Sebagai mantan tentara tentu  saya ingin menjaga keamanan dan kondusifitas wilayah yang saya tempati,“ ujarnya.

Gatot menambahkan bahwa ada tradisi lokal yang menarik yang mengiringi kegiatan ronda malam di sini yakni, kesenian thoklik – di mana warga dalam menjalankan kegiatan ronda berkeliling kampung sambil membunyikan kentongan yang memiliki dua ukuran berbeda, terangnya.

Sebagai informasi, thoklik adalah sebuah kegiatan ronda malam yang berasal dari Gunung Kidul dalam rangka menjaga keamanan lingkungan dengan berkeliling kampung.

Kesenian Thoklik adalah sebuah kegiatan ronda malam yang berasal dari Gunung Kidul dalam rangka menjaga keamanan lingkungan dengan berkeliling kampung.

Nama thoklik sendiri diambil dari suara kentongan yang memiliki dua ukuran yang berbeda sehinga menghasilkan bunyi “tuk”dan “klek” yang menjadi cikal bakal nama kesenian thoklik itu.

Baca Juga:  Ketua Umum DPP IP-KI: "Atas Nama Keadilan Sosial, Tunda Kenaikan PPN 12% Demi Rakyat!"

Saat melakukan ronda malam, warga membunyikan kentongan sambil berkeliling dusun.

Seiring berjalannya waktu dan untuk menambah keseruan dalam menjalankan ronda malam warga desa kemudian berinisiatif menambahkan beberapa barang dan alat musik seperti: gendang, gong, dan galon. Alat-alat tersebut dibawa keliling pada saat melakukan pos kamling.

Selain penambahan beberapa peralatan, kesenian ini juga berkembang dengan ditambahkan tembang dalam mengiringi kesenian thoklik tersebut.

Tembang yang dibawakan biasanya tembang dolanan, lagu dangdut atau lagu-lagu yang sedang viral untuk menarik perhatian pendengar.

Lambat laun, kesenian thoklik tidak hanya berfungsi sebagai kegiatan pengamanan dusun akan tetapi juga berfungsi sebagai sarana hiburan bagi warga dusun dan sekaligus menjadi media komunikasi antar warga.

Kesenian Thoklik boleh dibilang telah menjadi kesenian masyarakat Gunung Kidul yang terus eksis sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan menjadi budaya tradisional khas Indonesia.

Ketua TAP Gunung Kidul, berharap: “Thoklik dapat bertahan dan berkembang tidak hanya sekarang tetapi dapat dikembangkan oleh generasi berikutnya,” pungkasnya. (Red)

Related Posts

1 of 26