PERCAKAPAN SUNYI
adam bersetia kepada waktu
dan hawa pasrah, melingkarkan
sunyi
di matanya
merapuh
keadaan semakin basah
pada ruang-waktu yang menyembunyikan usia
adam terdiam
tidak ada dendam yang menghangus hitam
namun
gumpalan-gumpalan rasa
menusuk batinnya
dalam bayang-bayang
yang merimbunkan puisi
hawa meneteskan airmata
yang dulu dalam peristiwa
waktu sempat diurai
dimuntahkan
tetapi ditelan kembali
adam risau
hawa bertanya-tanya kepada hati
pada diri
pada kertas-kertas
yang saling mencaci
pada bunga
yang urung mekar
tetapi hawa berlari
memilih memetik cahaya
sekaligus memenjarakan
rasa sepi
tetapi hawa menghitung waktu
mengikatkan rindunya
kepada purnama
purwokerto, 12 mei 2016
AKU MENCINTAI HUJAN
aku bahagia
ketika hujan datang tanpa berbicara
tetapi ada suara di sana
yang memukau aku
dengan keindahannya
aku menikmati hujan
ketika datang dan pergi sesukanya
melunturkan tubuh-tubuh melepuh
oleh rindu
aku mencintai hujan
teringat masa kecil
bermain, menari-nari dengannya
tanpa ingat apa-apa
purwokerto, 26 april 2016
KETIKA RINDU HARUS DIULANG
ketika rindu harus diulang
kami membaca bongkahanbongkahan masa silam
ketika rindu harus diulang
kami nyanyikan lagu-lagu kenangan
ketika rindu harus diulang
kami bertahan dari dodoa yang mulai berguguran
purwokerto, 16 januari 2016
PASANGAN
siang menikah dengan malam
melahirkan hari
hari menikah dengan taman
melahirkan pandangan
kemudian di taman dunia itu
kamu dan aku disandingkan
dinikahkan
dikawinkan
oleh
rembulan
purwokerto, 11 mei 2016
Yanwi Mudrikah, Penyair ini dilahirkan di desa Darmakradenan, Ajibarang, Banyumas, 12 Agustus 1989. Cerpennya terdokumentasi dalam antologi Bukan Perempuan (STAIN Press, 2010). Sepuluh sajaknya terdokumentasi dalam antologi Pilar Penyair (Obsesi Press, 2011); duapuluh sajaknya terdokumentasi dalam antologi Pilarisme (Obsesi Press, 2012); dan Sembilan sajaknya terdokumentasi dalam antologi Pilar Puisi (Penerbit STAIN Press, Purwokerto, 2013).
Rahim Embun buku puisi tunggalnya, menghimpun 64 judul sajak, dengan kata pengantar Hanna Fransisca, dan kata penutup Dimas Indianto S (Penerbit Mitra Media, Yogyakarta, 2013). Menjadi Tulang Rusukmu, buku puisi keduanya yang menghimpun 41 judul sajak, dengan kata pengantar Nia Samsihono, dan Catatan Penutup Wahyu Budiantoro (STIMIK-AMIKOM Press, Purwokerto, 2016).
Penyair ini lulus Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I.) dari Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan lulus Magister Pendidikan (M.Pd.) dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia (PBI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP).
Penyair ini juga berprofesi sebagai Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Diponegoro Purwokerto, sebagai Dosen Bahasa Indonesia di IAIN Purwokerto, dan sebagai Dosen Agama Islam di STIMIK-AMIKOM Purwokerto. E-mail: yanwimudrikah@gmail.com.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: redaksi@nusantaranews.co atau selendang14@gmail.com.