Budaya / SeniPuisi

Selamat Malam, Kekasih – Puisi Yanwi Mudrikah

Aku Mencintaimu Dalam Diam, Lelaki Asingku/The Secret Love Life of Ophelia. (FOTO: Ryan McGettigan)
Aku Mencintaimu Dalam Diam, Lelaki Asingku/The Secret Love Life of Ophelia. (FOTO: Ryan McGettigan)

di Stasiun Balapan

(Solo)

 

kereta datang

kereta pulang

orang-orang hilir mudik

 

hujan tambah deras

hati-ku kian mengeras

pertemuan pun menjadi pertempuran

 

orang-orang datang

orang-orang pulang

menunggu kereta tujuan

 

tiba-tiba aku ingat nasehat para pendahulu

dan cerita orang jaman dulu

bahwa urip kuwe urup (hidup itu menyala)

 

kereta datang

kereta pulang

di stasiun balapan

 

darmakradenan, 18 maret 2019  

 

Selamat Pagi, Kekasih…

 

pohon-pohon menyaksikan pertemuan kita

di antara kelelahan yang tertinggal

orang datang dan pergi setelah senja menghilang

 

selamat pagi, kekasih…

hujan masih mengguyur sawah dan kebun milik tetangga

lalu, anak-anak desa bercerita tentang keong

dan orang-orangan sawah

 

selamat pagi, kekasih…

kita terbaring dari gemuruh hujan

petir yang menyambar

dan angin yang gemetar

 

selamat pagi, kekasih…

narasi sekian tahun masih aku jaga

hingga sejarah akan tuliskan kita

 

darmakradenan, 12 maret 2019

 

Selamat siang, kekasih…

 

kita sibuk dari kemacetan

mini bus, angkot dan go-jek berjejalan

 

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

orang-orang mengejar rupiah

demi keluarga di rumah

 

tong kosong nyaring bunyinya

tong kosong bunyinya nyaring

 

rupiah…

rupiah…

rupiah…

 

selamat siang, kekasih…

 

darmakradenan, 12 maret 2019

 

Selamat Malam, kekasih…

 

lampu neon tiba-tiba mati

aku terbangun dari hiruk-pikuk kerjaan

 

kerjaan kelar, rupiah dibayarkan

 

selamat malam, kekasih…

angin melipat-lipat kertas dan buku-buku

segelas kopi kuseruput lagi,

 

selamat malam, kekasih…

kurayakan rindu yang paling asih

 

darmakradenan, 12 maret 2019

 

Yanwi Mudrikah
Yanwi Mudrikah

Yanwi Mudrikah, lahir di Darmakradenan, Ajibarang, pada 12 Agustus 1989. Aktif menulis sastra sejak tahun 2010, saat masih duduk di bangku kuliah. Karya-karyanya terpublikasikan di Suara Pembaruan (Jakarta), Minggu Pagi (Yogyakarta), Koran Merapi (Yogyakarta), Satelitpost (Purwokerto), Radar Banyumas (Purwokerto), Pikiran Rakyat (Bandung), Flores Sastra (Flores), Suara Merdeka (Semarang), Solo Pos (Solo), Jurnal Sajak (Jakarta), Indopos (Jakarta), Majalah Mayara (Surabaya), Harian Tangsel (Jakarta), Banjarmasinpost (Banjarmasin), Harian Waktu (Bandung), Majalah Embun (Surakarta), Riaupos (Riau), NusantaraNews.co, www.litera.co.id, SastraPurnama.com, Harakatuna.com, Radar Bojonegoro (Jawa Timur), Majalah Ancas (Banyumas, Jawa Tengah) dan Media Indonesia (Jakarta), dll.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Karya puisinya juga terdokumentasi dalam Antologi Puisi Hari Puisi Indonesia 2016 216 Penyair Indonesia (Yayasan Hari Puisi Indonesia, Yayasan Sagang 2016); Antologi Di Bawah Sadar Di Atas Sadar (Forum BKI, 2013); Antologi Cahaya Tarbiyah (Forum Mahasiswa Tarbiyah, 2013); Creative Writing (STAIN Press, 2013); Kampus Hijau (STAIN Press, 2015); Pilar Puisi 2 (STAIN Press, 2015); Pilar Puisi 3 (Sekolah Sastra Peradaban, 2016); Rumah Penyair 3 (Kepompong Press, 2016); Seberkas Cinta Antologi Puisi 89 Penyair Indonesia (Digna Pustaka, 2016); Antologi Puisi Membaca Kartini Memaknai Emansipasi dan Kesetaraan Gender (Komunitas Joebawi, 2016); dan Beberapa sajaknya lolos dalam Indonesian Literary Collective (ILIC, Jerman 2014); Senyuman Lembah Ijen Antologi Puisi Nusantara (TareSi Publisher, 2018);  Perempuan Memandang Dunia Kumpulan Puisi Perempuan Penyair Nusantara (Tema Litera, 2018); Antologi Puisi Bengkel Sastra Taman Maluku Menjemput Rindu Di Taman Maluku (Bengkel Sastra Taman Maluku Semarang, 2018); A Skyful of Rain Antologi Puisi Banjarbaru’s Rainy Day Literary Festival 2018 (Tahura Media, 2018). Dan buku puisi pertamanya Rahim Embun (2013); buku puisi keduanya Menjadi Tulang Rusukmu (2016);dan buku puisi ketiganya Menjadi Ibu (2019).

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Riwayat pendidikannya, untuk Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertamanya diselesaikan di desa kelahirannya. Kemudian, ia melanjutkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Purwokerto, sempat tinggal di Pondok Pesantren Al-Amin Mersi, Purwokerto. Pada tahun 2011 ia menyelesaikan S-1 (S.Sos.I) di STAIN Purwokerto—sekarang IAIN Purwokerto jurusan Dakwah/ Komunikasi Penyiaran Islam. Pada tahun 2015 ia menyelesaikan S-2 (M.Pd) di Universitas Muhammadiyah Purwokerto jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Saat ini berprofesi sebagai dosen terbang (pengajar tamu) di perguruan tinggi swasta di Purwokerto dan Cilacap. Selain itu, dia mengasuh dan menggerakkan Komunitas Sastra Gubug Kecil Indonesia, di Ajibarang-Banyumas (Jawa Tengah). Telp. 081 290 386 389. e-mail : [email protected]. FB. Yanwi Mudrikah.

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,191