NUSANTARANEWS.CO, Jakarta — Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kabalitbang Kemendikbud) Totok Suprayitno menguraikan bagaimana Indonesia terus memanfaatkan perkembangan teknologi untuk pemajuan pendidikan dan kebudayaan.
“Misalnya, Indonesia menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang sudah diikuti 8,3 juta siswa pada tingkat sekolah menengah pertama dan atas atau yang sederajat meliputi 104.000 sekolah. Penggunaan komputer terbukti efisien dan mengurangi praktik tidak terpuji dalam mengerjakan soal,” kata Totok dalam keterangan resmi Kemendikbud, Senin (29/7/2019).
Kemendikbud, lanjutnya, bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengelar Digital Talent Scholarship 2019, untuk mencari mereka yang berbakat di bidang digital melalui perlombaan inovasi digital.
“Saat ini SEAMEO Centers yang berada di Indonesia juga terlibat dalam pengembangan kecerdasan buatan untuk mendorong kualitas pendidikan. Salah satunya adalah pengenalan logika dengan memanfaatkan kecerdasan buatan pada tingkat sekolah menengah melalui ajang lomba SEA Creative Camp,” tuturnya.
“Selain itu juga kecerdasan buatan di bidang nutrisi yang merupakan kolaborasi antara SEAMEO SEAMOLEC dan SEAMEO RECFON. Pengembangan kecerdasan buatan juga dilakukan bekerja sama dengan Pustekkom Kemendikbud untuk diterapkan pada Rumah Belajar Open Educational Resources (OER) Hub dengan mengoptimalisasi dan mengefektifkan penggunaannya sehingga dapat diakses dengan mudah di mana dan kapan saja. Dengan demikian, perkembangan teknologi terutama kecerdasan buatan diharapkan mendorong kualitas dan akses pendidikan,” imbuhnya.
Totok juga menyampaikan, bahwa dengan perkembangan teknologi peningkatan bukan hanya pada akses tapi juga pada kualitas pendidikan, dan ini menjadi tantangan bersama dengan kemajuan teknologi. Selain itu juga perlu diperhatikan kesenjangan teknologi baik di dalam satu negara maupun antar negara, termasuk juga implikasi etika, sosial dan humanis dari perkembangan teknologi hendaknya menjadi tantangan bersama yang harus dihadapi.
“Tantangan ini perlu untuk dirumuskan bersama agar kita semua dapat mengambil manfaat maksimal dari perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan untuk mendorong pemajuan pendidikan dan kebudayaan,” ujar Totok saat mengikuti Strategic Dialogue for Education Ministers (SDEM) keempat mewakili Mendikbud Muhadjir Effendy.
Dialog ini diselenggarakan pada pertemuan Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Conference ke-50 di Kuala Lumpur, Malaysia, (24/7/2019). Pada sesi ini diikuti oleh Menteri Pendidikan Brunei Darussalam, Dato Seri Setia Awang Hj Hamzah bin Hj Sulaiman, Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung dan Menteri Pendidikan dan Pelatihan Vietnam, Phung Xuan Nha dengan moderator Direktur SEAMEO RIHED Chantavid Sujatanond.
Pada kesempatan itu Kabalitbang berkesempatan mengundang para peserta konferensi dan negara anggota SEAMEO untuk berpartisiasi dan hadir pada “International Conference: Embedding Artificial Intelligence (AI) in Education Policy and Practice for Southeast Asia”, yang akan digelar di Jakarta, 18-19 September 2019. Acara ini merupakan kerja sama Kemendikbud, Kemenristekdikti, Kemenkominfo dan tujuh SEAMOE Centers yang ada di Indonesia.
Sesi ini digelar untuk menanggapi pemaparan dari pembicara kunci (keynote) sebelumnya yang disampaikan Kepala unit Teknologi Informatika dan Komputer (TIK) Pendidikan di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) Pusat, Fengchun Miao. Tema yang diangkat adalah ”The Future of Education: Leveraging Technology in Artificial Intelligence and Machine Learning for Quality and Equitable Education”. (red/nn)
Editor: Achmad S.