Kepulangan Seorang Nelayan Kecil

Beach at Scheveningen in Stormy Weather, 1882. FOto: Dok. The Steppe

Beach at Scheveningen in Stormy Weather, 1882. FOto: Dok. The Steppe

Puisi Fitriawan Nur Indrianto

Kepulangan Seorang Nelayan Kecil

Nelayan telah pulang
membawa jaring dan sisa perbelakan
ikan ikan tiada ikut menumpang
tak satupun turut serta berlayar sampai pinggiran
seorang anak baru saja terhempas badai pada perjalanan pertamanya

Pagi terbit di atas perbuktikan
tapi muka ibu yang datang menjemput lebih bulat dari matahari
“Pulang kau anakku?”

Pepohonan diam membeku
burung camar tiada mengepak sayap berdiri menyelip dan mengintip di sela dedaunan
Adakah yang lebih dingin dari pada kekalahan?
seorang anak telah kembali
tiada membawa hasil apa apa

Inilah episode pertama
seorang nelayan kecil belajar menyusul sejarah kebesaran nenek moyang
melaut, melawan maut
menerjang badai
mencari diri di ladang perantauan
yang disesaki gelombang

“Tiada patut bersedih buah hatiku. Bundamu telah memasak daun singkong kesukaanmu.”

Fitriawan Nur Indrianto, Lahir di Yogyakarta, 27 Mei 1987. Menyelesaikan pendidikan pascasarjana di program studi Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya UGM. Bersama dua sahabatnya, Ramayda Akmal dan Asef Saeful Anwar menerbitkan antologi puisi Angin Apa Ini Dinginnya Melebihi Rindu (2015). karya-karyanya yang lain dapat ditemukan di surat kabar cetak dan online serta sejumlah buku antologi bersama.

Exit mobile version