NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan, mengungkapkan bahwa hargai cabai yang masih terbilang tinggi di sejumlah daerah dikarenakan harga dari tingkat petani memang sudah tinggi.
“Iya memang tinggi, sudah dari petaninya,” ungkapnya kepada Nusantaranews saat dihubungi, Jakarta, Sabtu (11/2/2017).
Menurut Daniel, alasan petani mematok harga tinggi karena memang produksinya sedang menurun, sedangkan permintaan akan komoditas cabai tetap tinggi. Sehingga, untuk menutup kerugian, maka petani pun mematok harga tinggi. “Produksinya lebih kecil dari permintaan,” katanya.
Produksi yang menurun, Daniel menjelaskan, akibat dari cuaca yang masih penuh dengan curah hujan. Namun, lanjutnya, selain cuaca, ada juga faktor lainnya.
“Yang utama cuaca, tapi harusnya diantisipasi dalam perencanaan,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (Wasekjen PKB) itu.
Daniel mengatakan, pemerintah harus membuat perencanaan berdasarkan kebutuhan masyarakat, prediksi cuaca, dan sistem pemasaran yang menghilangkan distorsi pasar.
“Solusinya saat ini ada 2 pilihan, (pertama) kasih kesempatan petani merasakan keuntungan yang besar, atau (kedua) lakukan impor secara terbatas untuk sedikit mengendalikan harga,” ungkapnya.
Saat ini, Daniel menegaskan, harga di tingkat petani memang sudah tinggi karena faktor cuaca dan juga produksi yang jauh lebih kecil dari permintaan. Namun, menurut Daniel, yang paling baik dilakukan sekarang adalah fokus pada titik optimal dari seluruh pihak, karena bila harga terlalu tinggi juga akan membuat masyarakat tidak mau membeli.
Akibatnya, Daniel menambahkan, selain membuat masyarakat jadi susah, juga dapat mendorong laju inflasi. “Dengan perencanaan pemerintah yang baik, maka akan terwujud petani untung karena harga baik, masyarakat juga bisa membeli tidak dengan harga yang terlalu tinggi,” ujarnya.
Reporter: Deni Muhtarudin