Ekonomi

Keluhkan Kebocoran Ekonomi, Jokowi Sudah Diingatkan Prabowo pada 2014 Silam

joko widodo, prabowo subianto, calon presiden, pilpres 2019, asosiasi pdip, asosiasi jokowi, asosiasi prabowo, asosiasi gerindra, partai gerindra, capres gerindra, capres pdip, nusantara, nusantaranews, nusantara news
Joko Widodo dan Prabowo Subianto. (Foto: Ilustrasi/NusantaraNews)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, baru baru ini mengeluh soal kebocoran ekonomi Indonesia. Menurutnya ketergantungan terhadap dana asing menjadi kelemahan paling fundamental ekonomi Indonesia saat ini.

Dikutip dari Kompas.com, rendahnya tingkat simpanan (saving) masyarakat Indonesia, kata Darmin membuat kebocoran ekonomi Indonesia. Selain itu, ia menambahkan sekitar 45-50 persen saham Indonesia di pasar modal berasal dari asing.

“Salah satu sumber utama saving rendah karena ada kebocoran ekonomi kita. Dalam kaidah ekonomi, kalau devisanya tidak masuk, itu bocor namanya,” kata Darmin Nasution di Jakarta, Kamis (2/8/2018).

Darmin menyebut, dari seluruh aktivitas ekspor, devisa yang masuk hanya sekitar 80 persen. Hal ini membuat kemampuan uang beredar juga rendah. Situasi ini dianggap tidak menyalahi, pasalnya regulasi di Indonesia memperbolehkannya. Parahnya lagi, lanjut Darmin, dari 80 persen tersebut, hanya sekitar 15 persen yang ditukar ke rupiah.

Soal kebocoran ekonomi Indonesia, sebenarnya Presiden Jokowi pada tahun 2014 lalu sudah diingatkan oleh Prabowo Subianto saat debat capres-cawapres. Hal ini diungkapkan oleh Mantan Kepala Staf Umum TNI, Suryo Prabowo pada unggahannya di Instagram, Sabtu (4/8/2018).

Baca Juga:  DPRD Nunukan Berharap Semenisasi di Perbatasan Dapat Memangkas Keterisolasian

“Bukankah ditahun 2014 Pak Jokowi sudah diingatkan pak Prabowo,” tulisnnya.

Sebagai informasi, pada 22 Juni 2014 silam, Prabowo Subianto berkali kali mengulang soal kebocoran ekonomi Indonesia yang harus segera dibenahi. Misalnya pada Debat Capres ketiga yang diadakan KPU di Hotel Holiday Inn Kemayoran, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Prabowo selalu menekankan dan mengingatkan soal kebocoran ekonomi Indonesia berulang-ulang.

Dia mencontohkan soal pengelolaan bauksit di Indonesia. Bauksit dari dalam negeri diekspor dalam bentuk bahan baku, lalu diimpor lagi dalam bentuk produk. “Itu namanya bocor, itu yang saya maksud dengan kebocoran,” sambungnya.

“Mari kita realistis benahi diri, kita hemat anggaran, hemat APBD, hemat APBN. Tutup kebocoran, tutup kebocoran, tutup kebocoran, itu baru kita punya uang. Kita punya investasi baru kita kompetitif hadapi serangan dari luar,” kata Prabowo.

Prabowo kembali mengulangi kata ‘bocor’ ini saat memberikan pesan penutup debat. Prabowo mengatakan pemborosan dan kebocoran kekayaan negara harus ditutup. Jika kebocoran tak ditutup, maka Indonesia akan benar benar menjadi negara lemah.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

“Kita harus mengurangi pemborosan dan kebocoran. Benar, kita harus tutup kebocoran. Kalau kita tidak kurangi, kita tidak punya kekuatan, semua hanya slogan dan impian,” ujarnya.

Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,068