Puisi

Karena Aku Mencintaimu, Sajak Tahrom Alfattah

mengambil hati, malamku dingin, puisi, puisi nida aisya, kumpulan puisi, puisi indonesia, puisi nusantara, nusantara news, nusantaranews
Mengambil Hati, Malamku Dingin. (Foto: Ilustrasi/Shutterstock)

Sejauh Manapun

Sejauh manapun keberadaanmu
Kuterbangkan layang – layang
rindu
Agar kautahu
Dimana nanti
Ia tersangkut

Sejauh manapun penantianmu
Selalu kukirim
Merpati setiaku
dan kubisikan padanya
Terbanglah
Temani ia yang sendiri
Dimalam minggu

Pabuaran, 14 September 2019

 

Karena Aku Mencintaimu

Karena aku mencintaimu
Aku ingin membutakan mataku
dengan senyum tawamu
Ku takut kelak,
saat orang lain adalah
alasanmu bahagia
Kau akan mengerti,
kenapa aku tidak bisa lagi melihat dunia

Karena aku mencintaimu
Aku ingin mengganti nadiku
Dengan namamu
Agar kelak,
Saat kau lupa bagaimana
Dirimu
Kau bisa membacanya dengan
Mengiris lenganku

Karena aku mencintaimu
Aku ingin mengganti
jantungku dengan adanya dirimu
Agar nanti saat kau memilih pergi,
kau mengerti kenapa aku bisa mati

Karena aku mencintaimu
Jangan pergi
Aku masih ingin
Menggenggam bahagiaku

Kebasen, 30 Agustus 2019

 

Sadarlah Kasih

Cinta adalah kedamaian untuk saling membersamai
Untuk itu aku ada,
Meski kau tak pernah meminta
Aku bertahan,
Meski keadaan seringkali menyudutkan

Menghentikan duniaku sejenak,
sekejap membuatku lupa kala
aku sedang berada pada sedih tiada tepi
Memikirkan bagaimana cara tuk
Membahagiakanmu dengan lebih

Purwokerto, 30 September 2019

 

Ikan Impian

Aku rela dijadikan ikan
Yang kau jala dan kau masukan kedalam
kolam
atau yang kau pilih tuk dibudidayakan dalam tambak
ataupun yang kau pilih tuk dijadikan hiasan
Tapi janganlah,
jangan kau jala aku dengan harapan dusta
Bebaskan aku berenang didalam
luasnya samudera hati adinda

Purwokerto, 2 Oktober 2019

 

Rindu Terdalam

Mengapa rindu tak bilang dulu,
Datang tak mengetuk pintu
Tangis rinduku hari ini
pilu didengar,
Impian kita yang terajut
dengan benar, sadar
Seketika lebur diterpa nanar
Tangis ini berakhir tanpa berkesudahan
Menginngat kau telah pergi mengahadap tuhan

Sampang, 2 Oktober 2019

 

Senja Sore

Hay, lihatlah
Senja itu singgah
Indah, berwarna jingga kemerahan
Siapa yang tak senang?
Sedangkan siapapun menantikan

Sinarnya memang redup , tak lagi terang
Melainkan dibarengi kegelapan
Justru itu,
Adalah keindahan

Senja tak sekedar menjajikan
Karena setelah keindahannya
Esok ia akan kembali datang

Senja, sembuhkan
Lara akan harapan dan janji
Yang tak pernah
tersampaikan

Purwokerto, 21 Oktober 2019

 

Secarik Asa

Kau? Apa kabar?
Secarik asa
Memintamu untuk baik-baik saja
Menggugurkan segala terka,
Sesekali menyapa tanpa diminta
Memohon untuk dirimu pulang
Pulang menepis angan
Mengakhiri segala keraguan
Kau disana
Aku disini
Menggenggam secangkir kopi
Menunggu sambil menyeruput
Pahitnya asa yang kau gantungkan

Purwokerto, 21 Oktober 2019

 

 

 

 

 

Riwayat penulis:

Tahrom, dia lahir di desa perbatasan kabupaten Cilacap dan Banyumas,dan merupakan desa timur batas kota Cilacap, Sampang, pada tanggal 19 Juni 2001. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya seorang laki-laki bernama Hurul Umaroh Irfansah,. Dia lair dari pasangan Bapak Turasno Wardoyo dan Ibu Tisem. Bapaknya berprofesi sebagai buruh harian lepas dan ibunya ibu rumah tangga biasa.Alamatnya di Jl. TelagaBening RT 02 RW 01Sampang,Cilacapkodepos 53273. Dan sekarangdiabertinggal di PPQ Al Amin Pabuaran, Purwokerto.

Dia sekarang melanjutkan studinya di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto. Jenjang pendidikan pertama dia menempuh pendidikan di SDN 1 Sampang, SMP N 1 Sampang, SMA N 1 Sampang, di IAIN dia mengambil Progam Studi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

Pengalaman Organisasi, dia pernah menjabat sebagai ketua Rohani Islam (ROHIS) SMA N 1 Sampang dan juga menjadi pengurus masjid Baitul Muttaqin, selain organisasi Rohis dia juga mengikuti organisasi kemasyarakatan yaitu Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) dan Corps Brigade Pembangunan (CBP) ranting Sampang.

Related Posts

1 of 3,050