NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Kapolres Nunukan ajak milenial warisi semangat sumpah pemuda. Jika ingin melihat masa depan sebuah bangsa, lihatlah keadaan generasi mudanya. Dengan kata lain, para pemuda dan pemudi adalah penentu dari maju mundurnya sebuah negara.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Nunukan, AKBP Saiful Anwar saat diminta tanggapanya terkait kondisi generasi muda Nunukan saat ini. Menurut Anwar, para pemuda dan pemudi di Kabuparten Nunukan adalah generasi muda yang cerdas serta memiliki tingkat kreatifitas yang cukup tinggi.
“Hal itu dapat diihat dengan kegiatan-kegiatan positif seperti seni dan aksi solidaritas kemanusiaan yang sering mereka gelar,” tutur Saiful Anwar, Selasa (27/10).
Bukti lain, lanjut Anwar, kendati pandemi Covid – 19 membatasi aktivitas untuk berkreasi secara masal, para pemuda di Nunukan mampu memanfaatkan situasi pandemi untuk melalukan aksi-aksi kemanusian secara virtual.
Ketika disingung mengenai eksistensi para pemuda Nunukan dalam era digital, lagi-lagi Anwar mengapresiasi sikap para pengguna media sosial dari kalangan milenial yang rajin menawarkan ide serta gagasan positif demi kemajuan bangsa.
Khusus mengenai hal ini, Anwar berpesan agar para pengguna media sosial di Nunukan dapat menjadikan kemampuan mereka dalam berselancar di dunia maya sebagai kreaitifitas yang positif. Pasalnya, media sosial adalah sarana paling mudah untuk menebarkan propaganda.
“Hindari mengunggah postingan yang menghujat atau menyudutkan pihak lain. Kalau ada informasi, telaah dulu sebelum menyimpulkan. Jangan sekali-kali langsung turut menyebarkan sebuah unggahan sebelum mencernanya. Karena apabila turut menyebarkan sebuah hoax dan provokasi, sudah pasti akan bertanggung jawab juga terhadap imbas yang ditimbulkanya,” pesan Anwar.
Memperingati momen Sumpah Pemuda kali ini, Anwar meminta generasi muda di Kabupaten Nunukan terus merawat semangat para pahlawan terutama epos dari para pemuda saat Konggres 1 dan 2 yang mencetuskan konsep satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
Anwar mengigatkan, tidak mudah kala itu bagi para pendiri bangsa untuk meraih kemerdekaan. Tetesan darah dan air mata saja belum cukup bagi mereka untuk mengalahkan kolonialisme di bumi Nusantara. Sehingga mereka merasa perlu mempersamakan langkah dan misi kendati dari latar belakang yang berbeda.
Semangat persatuan dan kegotongroyongan itulah yang menurut Anwar merupakan hal penting untuk diwarisi dan dilestarikan. Apalagi di wilayah Perbatasan yang masyarakatnya sangat beragam etnis dan agama. Tentu keharmonisan adalah syarat dari sebuah kedaulatan.
“Pesan saya kepada para milenial Nunukan, terus jaga keharmonisan, pererat silaturhim dengn pihak manapun dan budayakan sikap saling menghormati. Kalau dulu para pemuda bersumpah seia sekata demi meraih kemerdekaan, sekarang kita harus mewarisi semangat mereka untuk mengisi kemerdekaan,” pungkas Awar. (ES)
