NusantaraNews.co, Jakarta – KABAR adalah singkatan dari Koalisi Indonesia Bebas TAR yang didirikan oleh sejumlah organisasi pemerhati kesehatan di Indonesia. Kabar didirikan dalam rangka mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat seputar dampak buruk TAR terhadap kesehatan.
Umumnya, tulisan TAR pasti ditemui di bungkus-bungkus rokok. Selama ini, yang banyak dibicarakan justru bukan TAR melainkan nikotin. TAR dan Nikotin sama-sama terkandung dalam setiap batang rokok filter. Baik TAR maupun nikotin dinilai sama-sama memiliki dampak kurang baik terhadap kesehatan.
Lantaran TAR juga berbahaya, KABAR dididirikan oleh sejumlah organisasi pemerhati kesehatan seperti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Tar Free Foundation, Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI), serta Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI).
“Selama ini, orang lebih banyak mendiskusikan mengenai bahaya nikotin yang menyebabkan kecanduan. Padahal, TAR jauh lebih berbahaya karena mengandung zat-zat karsinogenik yang dihasilkan dari pembakaran rokok,” ujar Ketua KABAR Prof. Achmad Syawqie melalui siaran pers, Jakarta, Rabu (8/11/2017).
Koalisi ini, lanjut Syawqie, berkomitmen untuk berkontribusi dalam mendorong lahirnya solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan yang timbul dari rokok, dengan mengedepankan informasi berbasis penelitian ilmiah dan teknologi.
“Sebagai catatan, salah satu agensi kesehatan dibawah Kementerian Kesehatan Inggris Raya, Public Health England, pada 2015, merilis hasil penelitian yang menunjukan bahwa produk nikotin yang dipanaskan menurunkan risiko hingga 95 persen dari rokok yang dikonsumsi dengan cara dibakar,” terangnya
Ketua APVI Aryo Andrianto menambahkan, KABAR akan menjadi mitra strategis pemerintah dalam penelitian ilmiah terkait pendalaman produk tembakau alternatif di Indonesia.
“Kami berharap KABAR bisa memberikan kontribusi dan mendorong berbagai pihak untuk melakukan penelitian dan kajian ilmiah yang sama demi menurunkan risiko kesehatan masyarakat akibat TAR,” pungkas Aryo. (Namia/Lus)
Editor: Ach. Sulaiman