NUSANTARANEWS.CO – Jurus One Belt One Road Cina di Timteng Timbulkan Kekhawatiran AS dan Barat. Agresifitas kebijakan strategi negara Komunis Cina di Timur Tengah kini semakin mengkhawatirkan Amerika dan Barat. Seiring dengan menurunnya pengaruh AS dan Barat di kawasan Timur Tengah, diplomasi perdamaian Cina semakin menemukan bentuknya. Terutama dengan upaya Cina mendorong kerjasama perdagangan dan investasi di Jalur Sutra. Bukan itu saja, Cina mulai memperkenalkan jurus baru yang dinamakan One Belt One Road (Satu sabuk, satu jalan) sebagai Blue Print Cina yang menghubungkan negeri-negeri yang dilintasi rute perdagangan bersejarahnya, mulai dari Asia Tengah hingga Eropa dan Afrika, mulai dari Asia Tenggara hingga Jazirah Arab.
Perdana Menteri Xi Jinping, terus menjalankan diplomasi perdamaiannya, antara lain turut menengahi masalah nuklir Iran dan berhasil. Cina juga memainkan peran penting dalam perundingan perdamaian di Afghanistan dan menjadi penengah perdamaian di Suriah.
Kebijakan luar negeri Cina di Timur Tengah yang baru ini tercermin dalam Arab Paper, atau kertas kebijakan terhadap negara Arab. Dan kebijakan ini sekarang berada pada momentum yang pas untuk memperkokoh pengaruh politik dan ekonominya di Timur Tengah. Perusahaan-perusahaan Cina mulai melakukan investasi di bidang infrastruktur, penjualan senjata dan menginisiasi berbagai kegiatan lainnya.
Baca juga: Strategi Baru Cina di Timur Tengah
Pada tahun 2014, Cina mengimpor sekitar 6,2 juta barel minyak bumi per hari. Sekitar 3,1 juta barel tersebut berasal dari Timur Tengah, 989.000 barel dari Arab saudi, 573.000 dari Irak dan 546.000 dari Iran. Selain minyak, Cina juga semakin memperkokoh pondasi ekonomi dan perdagangan melalui Program Jalur Sutra. Konsep ekonomi Jalur Sutra memberikan peluang besar kepada negara-negara Timur Tengah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui jalur distribusi yang menghubungkan Cina hingga Eropa. Jalur sutra tersebut, baik darat maupun laut, menghubungkan Cina, Kyrgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Iran, Turki dan Eropa. Cina telah menginvestasikan 50 miliar dollar lebih untuk membangun jalur kereta, jalan raya, pipa minyak, jalur pelayaran dan infrastruktur lainnya di kawasan yang menghubungkan Cina dengan negara-negara di Asia Tengah, Asia Barat dan Eropa. (Banyu)