Jika Donald Trump Menang, Ini Kata Wapres Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla/Foto: Istimewa
Wakil Presiden Jusuf Kalla/Foto: Istimewa

NUSANTARANEWS.CO – Persaingan Hillary Clinton dengan Donald Trump merebut kursi Presiden Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan dunia, termasuk Indonesia. Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menilai jika Donald Trump yang menang menjadi orang nomor satu di AS, maka dunia secara global akan susah.

JK menilai demikia karena kebijakan Trump akan lebih memproteksi Amerika dalam hal perdagangan. Sehingga akan berdampak secara global. “Kalau Trump, wah, kelihatannya susah itu. Dunia nanti juga jadi susah,” ujar Jusuf Kalla, Selasa (8/11).

Sebagaimana yang dikabarkan, dalam kampanyenya, Trump mengaku akan melindungi Amerika dengan mengeluarkan diri dari kerja sama perdagangan antar negara yang dianggap tidak menguntungkan bagi Amerika.”Trump kelihatan dari pidatonya lebih protektif,” ungkap Wapres JK,

Akan tetapi, lanjut JK, siapa pun pemenangnya diharapkan adanya perdamaian secara global. Selain itu, stabilitas perekonomian dapat berjalan secara berkelanjutan.

“Indonesia dan dunia ingin suatu yang damai dan ekonomi berjalan, yah kita tunggu saja ya,” ucap Jusuf Kalla.

Di pihak lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani megaskan bahwa pemerintah Indonesia kan menghormati pilihan masyarakat Amerika. “Silakan penduduk Amerika melakukan voting, pemerintah Indonesia akan menghormati siapapun pemenangnya. Tidak ada preferensi karena kita tidak ikut voting,” kata Sri Mulyani seperti dikutrip dari infografis CNN Indonesia.

Sementara Ekonom Lana Soelistianingsih Samuel Asset Management menyatakan, jika Trump menjadi presiden secara otomatis jumlah ekspor ke Amerika akan turun drastis karena Trump akan memproteksi dengan membatasi jumlah ekspor yang akan masuk.

Bahkanm kebijakannya yang terkadang tak dapat ditebak atau bisa dikatakan “koboi” membuat ketidakpastian di Amerika. Sehingga, pasar modal di global dipastikan langsung terkoreksi jika dirinya memenangkan pilpres AS. “Trump menang, saham semua terkoreksi. Trump sifatnya begitu nasionalis jadi perdagangan akan lebih dia proteksi,” ungkap Lana.

Kendati demikian, lanjutnya, indeks diprediksi tak akan turun dalam jangka panjang karena jika indeks turun, maka biasanya pelaku pasar akan masuk karena memanfaatkan beli saham dengan harga murah. “Enggak akan lama, kan manfaatkan harga murah. Kalau murah kenapa enggak dibeli,” kata Lana menandaskan. (mrh/sel)

Exit mobile version