EkonomiMancanegaraPolitik

Iran dan Rusia Serukan “Penghapusan” Dolar Sebagai Alat Perdagangan

Iran dan Rusia Serukan Penghapusan Dolar
Iran dan Rusia Serukan Penghapusan Dolar/Foto: syriahr.com

NUSANTARANEWS.CO – Iran dan Rusia menyerukan penghapusan dolar sebagai alat perdagangan. Ibarat jerangan air, ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) semakin mendidih memanaskan situasi di kawasan Timur Tengah. Apalagi setelah Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa kekuatan ekonomi AS akan “hilang” jika negara-negara di seluruh dunia tidak menggunakan dolar sebagai alat transaksi perdagangan.

“Kekuatan ekonomi Amerika bertumpu pada dolar, dan kekuatan itu akan hilang jika negara-negara menghilangkan dolar dalam sistem ekonomi mereka, kata Zarif dalam sebuah acara di sekolah tinggi di Teheran pada hari Minggu.

Presiden Trump saat ini memang telah memberikan tekanan tinggi pada ekonomi Iran sejak penarikan diri AS dari kesepakatan multilateral Nuklir Iran.  Bukan itu saja, AS bahkan telah memaksa mitra dagangnya untuk menghentikan perdagangannya dengan Iran, dan berupaya keras menghentikan ekspor minyak Iran sampai ke titik nol.

Baca Juga:  Wacanakan Hak Angket Kecurangan Pemilu 2024, Golkar Sebut Ganjar Kurang Legowo

Namun Iran bukan satu-satunya negara yang mendapat tekanan seperti itu. Rusia dan Cina pun telah dikenai sanksi oleh AS. Bahkan Cina kini terlibat dalam perang dagang dengan AS.

Dalam pidatonya pada hari Minggu, Zarif menegaskan bahwa AS melakukan tekanan kepada Iran secara bertubi-tubi karena putus asa, dan mengecam aksi embargo ekonomi AS itu sebagai “terorisme ekonomi”.

“Boleh dikatakan AS telah melakukan aksi “terorisme ekonomi” karena Presidennya telah menyerang rakyat Iran sebagai “peperangan” untuk mengubah kebijakan pemerintahnya,” kata Zarif usai acara kepada wartawan.

Pada hari Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin pun turut menyerang “dolar” dengan mengatakan: bahwa setelah menjadi mata uang cadangan global, dolar telah berubah menjadi “alat” untuk memberikan tekanan pada dunia oleh penerbitnya.”

“Negara-negara yang dulu mengajarkan perdagangan bebas dengan kompetisi yang adil dan terbuka sekarang menggunakan bahasa perang dagang dan sanksi, mereka menggunakan serangan ekonomi yang terang-terangan, intimidasi, dan metode non-pasar untuk menghilangkan persaingan,” kata Putin dalam International Forum Ekonomi (SPIEF) di St. Petersburg

Baca Juga:  Khofifah Layak Pimpin Jatim Dua Periode, Gus Fawait: Sangat Dirindukan Rakyat

Sementara itu, Teheran telah mengumumkan bahwa pihaknya akan menangguhkan sebagian komitmennya berdasarkan perjanjian nuklir Iran, dan menetapkan batas waktu 60 hari bagi kelima negara penandatangan yang tersisa dalam kesepakatan: Rusia, Cina, Inggris, Prancis, dan Jerman, untuk memastikan kepentingan Iran akan dilindungi atau Iran akan melanjutkan program pengayaan uranium ke tingkat yang lebih tinggi. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,076