Berita Utama
Jerman Minta Iran Berkompromi Terkait Kesepakatan JCPOA
Published
2 months agoon
Jerman minta Iran berkompromi terkait kesepakatan JCPOA/Foto: Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.
NUSANTARANEWS.CO, Berelin – Jerman minta Iran berkompromi terkait kesepakatan JCPOA. Iran telah mengeluarkan undang-undang untuk meningkatkan pengayaan uraniumnya dan menghentikan inspeksi PBB terhadap situs nuklirnya sebagai tanggapan atas pembunuhan fisikawan nuklirnya, Mohsen Fakhrizadeh pada bulan Desember 2020.
Tak lama kemudian, pada awal Januari Iran mengumumkan bahwa mereka telah berhasil memperkaya uranium hingga 20 persen di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih.
Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Behrouz Kamalvandi mengatakan bahwa teknologi baru yang lebih canggih tersebut memungkinkan Iran mempercepat durasi pengayaan uranium ke tingkat kemurnian 20 persen dari 24 jam menjadi 12 jam
Terkait perkembangan terakhir, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada hari Senin (22/2) meminta Iran untuk berkompromi pada Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) sebelum kesepakatan nuklir itu rusak dan tidak dapat diperbaiki.
Hal tersebut dikatakan Menlu Jerman dalam Konferensi Perlucutan Senjata yang menyampaikan bahwa, “Presiden Biden dan Menteri Luar Negeri Blinken telah menyatakan kesiapan mereka untuk bergabung kembali dengan JCPOA jika Iran kembali pada kepatuhan penuh.”
Mass juga menambahkan bahwa Berlin berharap Teheran akan sepenuhnya melaksanakan perjanjian, menunjukkan transparansi dan melanjutkan kerjasama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Seperti diketahui, dalam kampanyenya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan bahwa AS akan kembali ke JCPOA jika Iran memenuhi ketentuan kesepakatan, sikap presiden tersebut kemudian dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Pada 2015, Iran menandatangani Rencana Aksi Komprehensif Bersama dengan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, Jerman dan Uni Eropa. Perjanjian tersebut mengharuskan Iran untuk mengurangi program nuklirnya dan menurunkan cadangan uraniumnya dengan imbalan keringanan sanksi, termasuk mencabut embargo senjata lima tahun setelah kesepakatan itu diadopsi.
Namun pada 2018, Pemerintahanan Presiden Trump keluar dari kesepakatan dan menerapkan sanksi maksimum terhadap Iran. (Banyu)
You may like
Iran Menangkap ‘Mata-mata Israel’ di Barat Laut Negara itu
Iran Segera Luncurkan Hovercraft Tempur Baru
Iran Luncurkan Pesawat Tanpa Awak Canggih Terbaru Kaman-22
Amerika Terbuka Menjalankan Diplomasi Damai Dengan Iran
Iran Resmikan 340 Kapal Serang Cepat Ringan Yang Dilengkapi Rudal
Iran Siap Kembali Ke Komitmen JCPOA Jika AS Telah Cabut Semua Sanksi
Terbaru
Telkom Optimis Dukung Kedaulatan Digital Indonesia
NUSANTARANEWS.CO – Telkom optimis dukung kedaulatan digital Indonesia. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dalam penyelenggaraan Hannover Messe 2021 menjadi...
Babinsa Bersama Masyarakat Melaksanakan Penanaman Bawang Merah
NUSANTARANEWS.CO, Aceh Besar – Babinsa bersama masyarakat melaksanakan penanaman bawang merah. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk pertumbuhan ekonomi di bidang...
Sang Calon Suami
Sang Calon Suami Cerpen Oleh: Irawaty Nusa Malam Jumat. Fauziah dan calon suaminya melangkah menyusuri jalan di sebelah kuburan sepulang...
Mengenal Sayuran Kangkung Bagi Kesehatan
NUSANTARANEWS.CO – Mengenal sayuran kangkung bagi kesehatan. Bagi masyarakat Indonesia, tentu sudah tidak asing lagi dengan sayuran yang bernama kangkung?...
IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menurun di Tahun 2021
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – IMF prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun di tahun 2021. Baru-baru ini Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi kembali...