Hukum

Jelang Tutup Tahun Jumlah KDRT Terus Meningkat, Wara Sundari Mengaku Prihatin

ketua Komisi E DPRD Jatim Wara Sundari Reny Pramana
Ketua Komisi E DPRD Jatim Wara Sundari Reny Pramana. (Foto: Setya W/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Jelang tutup tahun jumlah KDRT di Jawa Timur terus meningkat, Wara Sundari mengaku prihatin.

Masih tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak khususnya terhadap KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) di Jatim sampai dua tahun terakhir ini mengundang keprihatinan Komisi E DPRD Jatim. Legislator yang membidangi Kesra ini merasa prihatin jumlah tersebut terus bertambah.

“Kami sangat prihatin sekali atas tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak,” kata ketua Komisi E DPRD Jatim Wara Sundari Reny Pramana saat dikonfirmasi di Surabaya, Senin (9/12/2019).

Politisi asal PDIP ini mengatakan seluruh anggota Komisi E DPRD Jatim pada prinsipnya bersungguh-sungguh berkeinginan untuk mengurangi dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Hal ini bisa teratasi jika ada sinergi dengan pihak-pihak berkompeten dan terkait,” ungkap mantan Ketua DPRD kabupaten Kediri ini.

Wanita yang akrab dipanggil bunda Reni ini mengungkapkan untuk realisasinya DPRD dan pemerintah dan seluruh pihak yang terkait segera sosialisasi tentang bahaya kekerasan terhadap perempuan dan anak dan antisipasinya.

Baca Juga:  Tim Gabungan TNI dan KUPP Tahuna Gagalkan Penyelundupan Kosmetik Ilegal dari Filipina

“Memperdayakan orang tua dan lingkungan untuk saling dalam berbagai hal. Mempermudah sistem yang terkait tidak berbelit tidak terlalu birokrasi,” jelasnya.

Ditambahkan oleh Reni, perlunya dihidupkan lagi budaya, etika, kualitas hidup bermasyarakat, bebas dari kebododohan, serta sumbangsih pemerintah dalam hal ini harus ditingkatkan dengan pola gotong royong menjadi roh seluruh masyarakat.

Polda Jatim mencatat jumlah kekerasan terhadap perempuan dan anak di wilayahnya telah mengalami kenaikan setiap tahunnya, terutama sekali dalam kasus KDRT.

Dari data yang ada untuk KDRT di tahun 2017 ada lima kejadian, ditahun 2018 ada 13 kasus dan di tahun 2019 mencapai 27 laporan.

Sedangkan Data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (KPPA) menyebutkan di Jatim total ada sekitar 1.247 kasus kekerasan yang terjadi di Jatim sepanjang 2019, dengan jumlah korban dari kalangan perempuan mencapai 1.044 orang.

Pewarta: Setya S

Related Posts

1 of 3,057