NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Untuk menilai ukuran sepadan tidaknya uang negara yang digunakan sesuai dengan hasil yang dicapai, menurut Wakil Ketua BPK RI, Bahrullah Akbar sebenarnya sangat sulit. Maka dari itu, di BPK dibagi menjadi dua.
“Yang pertama ada audit keuangan khusus untuk bicara soal transparansi dalam bentuk laporan pertanggung jawaban. Yang kedua adalah pertanggung jawaban kinerja,” kata Bahrullah Akbar, Rabu malam (27/12/2017) di kawasan Slipi, Jakarta.
Sehingga sangat tidak mendasar jika kinerja BPK dinilai hanya main-main. Dirinya menegaskan, jika kinerja BPK dianggap tidak maksimal, maka tidak mungkin, komunitas internasional sekelas IAEA sampai menaruh kepercayaan tinggi terhadap BPK untuk menjadi auditor eksternal.
“Kita tidak akan diterima oleh komunitas internasional kalau tidak profesional. Jadi saya katakan BPK membuktikan bisa diterima di dunia internasional, karena memang kapasitas atau kemampuan kita memang bagus,” ungkapnya.
Sebagai informasi, baru-baru ini, BPK ditunjuk menjadi pemeriksa eksternal International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk Tahun Anggaran 2017.
Berkat kepasitasnya inilah, sehingga BPK, kata Barullah Akbar bisa diterima sebagai auditor eksternal IAEA. “Kita jadi panitia penyusunan modul-modul standar internasional. Jadi tidak mungkin kita bermain-main di level nasional,” tegasnya.
Untuk itu dirinya mengajak semua pihak khususnya masyarakat untuk terus menjaga lembaga BPK. Pasalnya keberadaan BPK merupakan hal sangat vital.
“BPK itu milik semua, milik negara. Kalau BPK runtuh, siapa yang akan dorong transparansi dan akuntabilitas, kalau orang sudah gak percaya BPK?” terangnya.
Pewarta/Editor: Romandhon