NUSANTARANEWS.CO – Jum’at (18/11/2016), Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) telah menggelar konferensi pers di Jakarta dalam menindak lanjuti kasus dugaan penistaan agama.
GNPF-MUI terdiri dari beberapa ormas FPI Mathlaul Anwar, PUI, HMI Dipo, HMI MPO, Pemuda PUI, Sulawesi Bersatu, dan forum RT RW se DKI Jakarta. Berikut ini poin-poin yang dihasilkan dalam konferensi pers tersebut:
- Kita bukan tidak bersyukur dengan status ahok tersangka, kalau ahok tidak ditahan kita harus tetap turun #AksiBelaIslam.
- Para ulama minta Waktu nya jangan di bulan Safar.
- Turun tetap hari Jumat, jumatan dari Semanggi-Istana.
- Aksi kita berjudul aksi Bela Islam jilid 3 Super Damai.
- Siapkan stamina antum semua, kita akan tetap turun di tanggal 2 Desember
- Buruh siap turun dan jadi aksi mogok nasional. Masih cukup waktu untuk persiapan tanggal 2 Desember Insyaallah.
- Terkait isu rush money itu bukan didalangi oleh GNFP, tapi kita tidak akan menghalangi silahkan saja.
- Terkait aksi tanggal 25 desember 2016 kami persilahkan untuk tetap aksi tapi GNPF akan fokus menyiapkan aksi tanggal 2 Desember.
- Aksi kedepan akan sangat rawan provokasi
- Oknum penguasa yang tidak suka Islam akan memanfaatkan aksi besok kalau terjadi chaos akan menggulung seluruh habitat umat Islam.
- Kita jangan terbawa setting mereka.
- Aksi kemarin selama 3 hari aparat menghabiskan biaya pengamanan 30 M.
- Di tubuh pemerintah pecah tapi tidak berani. Anti Islam dan yang memiliki agenda sendiri
- Aksi harus damai
- Kita sedang ditarbiyah (dididik) oleh Allah untuk bersabar dalam perjuangan. (Adhon/Red)