NUSANTARANEWS.CO – Kepergian Stephen Hawking pada Rabu (14/3/2018) menjadi duka bagi publik dunia. Sebelum ia meninggal Hawking sempat berwasiat atau berpesan dengan mengingatkan kepada publik dunia tentang bahaya teknologi.
Tepatnya setahun lalu yakni Maret 2017 kepada Time, Hawking mengatakan bahwa kecanggihan teknologi membawa kemudahan bagi dunia untuk mengatur dan efiensi pekerjaan.
Tapi, teknologi di sisi lain justru akan menciptakan lebih banyak masalah. Dengan kata lain, teknologi lebih banyak menghasilkan kerugian daripada manfaat bagi keberlangsungan kehidupan manusia. “Itu mungkin saja akan menjadi tirani,” kata Hawking.
“Semua ini mungkin terdengar seperti sebuah azab, tetapi saya masih optimis. Saya pikir, umat manusia akan terus mengalami peningkatan untuk menghadapi tantangan ini,” pesan Hawking.
Hawking dan Teori Black Hole
Di sebuah ruang di permukaan bumi, Hawking mencoba menyentuh Lubang Hitam (Black Hole) melalui pendekatan teori. Pakar Astronomi yang disebut-sebut hampir setara dengan sosok Eistein ini menghabiskan 30 tahun masa hidupnya untuk memecahkan teori tentang Lubang Hitam.
Baca Juga:
Stephen Hawking Meninggal Dunia
Hawking: Teknologi Berpotensi Merusak Kemanusiaan di Masa Depan
Hal ini sebagaimana dikutip dari buku berjudul Sains Undercover karya Febri Prasetyo Adi dalam. Adi menjelaskan Hawking mengoreksi kesalahan dari pernyataannya sendiri yang disampaikannya pada tahun 1976 tentang lubang hitam. Awalnya dia meyakini obyek fenomenal ini mampu melenyapkan semua materi dan energi yang melintasinya.
Karena memiliki tekanan gravitasi luar biasa besar sehingga mampu akan menarik energi dan materi di dekatnya. Selanjutnya semua yang terhisap lubang hitam akan mengalir menuju jagad raya baru.
Hawking mungkin lupa, teorinya itu melawan konsep mekanika kuatum bahwa materi dan energi yang tidak akan musnah meskipun oleh kekuatan besar ala lubang hitam. Mereka akan tetap berada di alam ini walau harus berubah bentuk.
Meski demikian, sosok Hawking merupakan fisikawan yang luar biasa. Sumbangsihnya terhadap ilmu pengetahuan di dunia sangatlah besar.
Editor: Romandhon
