InspirasiMancanegara

Empunya The Theory of Everything, Stephen Hawking Beberkan Dampak Kecerdasan Buatan

NusantaraNews.co – Fisikawan terkemuka dunia Stephen Hawking berharap teknologi mampu membalikkan sekian kerusakan planet akibat industrialisasi. Tak hanya itu, Stephen menghendaki keberadaan teknologi yang semakin canggih dapat membantu mengakhiri penyakit dan kemiskinan.

Perihal kecerdasan buatan (AI) sebagai buah dari kecanggihan teknologi, Hawking sebagai ahli kosmologi Inggris yang didiagnosis menderita penyakit syaraf motorik saat berusia 21 tahun, mengatakan keberdaan AI perlu dikendalikan kendati AI diharapkan mampu membawa hasil positif.

“Teknologi dapat mengubah setiap aspek kehidupan namun memperingatkan bahwa, kecerdasan buatan akan menimbulkan tantangan baru,” jelas Hawking melalui sambungan video pada malam pembukaan KTT Web 2017 di Lisbon, Portugal, yang dihadiri oleh sekitar 60.000 orang, seperti dilansir Forbes, Selasa (7/1/2017).

Kecerdasan buatan dan robot bagi Hawking sudah mengancam jutaan pekerjaan, namun revolusi baru ini dapat digunakan untuk membantu masyarakat dan demi kebaikan dunia seperti mengurangi kemiskinan dan penyakit. “Kebangkitan AI bisa menjadi hal terburuk atau terbaik yang pernah terjadi bagi kemanusiaan,” kata Hawking

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

“Kita hanya perlu menyadari bahaya, mengidentifikasi mereka, menerapkan praktik dan manajemen terbaik serta mempersiapkan konsekuensinya dengan baik terlebih dahulu,” imbuhnya yang berkomunikasi melalui otot pipi yang telah dipasangi sensor dan pranata suara terkomputerisasi.

Pandangan tegas sang pencetus The Theory of Everything tersebut lahir dalam sebuah perdebatan panas perihal pro-kontra kecerdasan buatan, sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan mesin dengan pengodean komputer yang mampu belajar saat menyala.

Tak hanya itu, Hawking juga mengatakan, setiap orang memiliki peran dalam memastikan generasi sekarang dan berikutnya terlibat sepenuhnya dengan studi ilmu pengetahuan pada tingkat awal untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.

“Kita perlu belajar di luar diskusi teoritis tentang bagaimana AI seharusnya, dan mengambil tindakan untuk memastikan kita merencanakan bagaimana keadaannya,” kata Hawking

“Anda semua memiliki potensi untuk mendorong batas-batas dari apa yang bisa diterima atau diharapkan, dan untuk berpikir luas. Kita berdiri di ambang dunia baru yang berani. Ini adalah tempat yang menarik dan kalian adalah pelopornya,” tegas Hawking.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Sebuah pandangan cukup ekstream disampaikan oleh Pengusaha Silicon Valley Elon Musk cum chief executive pembuat mobil listrik Tesla Inc dan perusahaan roket SpaceX yang memperingatkan bahwa AI adalah ancaman bagi eksistensi manusia.

Akan tetapi, pendiri Microsoft Bill Gates dalam sebuah wawancara langka baru-baru ini mengatakan kepada WSJ Magazine bahwa tidak ada yang perlu ditakuti dari keberadaan AI.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 3