NUSANTARANEWS.CO – Jika hidup yang panjang adalah sesuatu yang Anda cari, maka tak ada salahnya Anda bergegas pergi ke gereja, masjid atau pergi ke wihara dan menjadi pribadi religius. Apa hubungannya orang religius dengan hidup lebih lama?
Dikutip dari Time.com, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang banyak menghadiri ibadah keagamaan cenderung memiliki hidup lebih lama dibanding orang yang tidak pernah melakukan ibadah. Satu diantara studi tentang mengapa orang religius hidupnya lebih tahan lama dipublikasikan JAMA Internal Medicine pada tahun 2016 silam.
Dimana dalam penelitiannya menemukan bahwa wanita yang melakukan ibadah keagamaan lebih dari sekali dalam seminggu memiliki kesempatan sebanyak 33% terhindar dari penyakit psikologis. Dalam kasus ini, JAMA Internal Medicine melakukan studi selama 16 tahun antara orang religius dengan orang sekuler.
Dalam studi lain yang diterbitkan di PLOS One juga menemukan bahwa seseorang yang kerap melakukan ibadah keagamaan dan berdoa setiap minggu memiliki menfaat terhindar dari stres. Bahkan sebanyak 55% orang yang taat beribadah disebutnya lebih kecil meninggal dunia daripada orang yang tidak sering pergi ke candi, gereja atau masjid.
Dalam hal ini, Anda tidak harus menjadi biarawati, biksu atau kiai untuk memperoleh manfaat kesehatan ini. Tindakan sederhana seperti berkumpul dengan komunitas yang berpikiran religius bisa memberikan manfaatnya. Tyler Vander Weele, salah satu penulis studi JAMA dan seorang profesor epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, mengatakan faktor-faktor yang berkaitan dengan kesehatan mental seorang yang religius terkait erat dengan adanya dukungan sosial, sikap optimis, pengendalian diri dan rasa tujuan hidup yang lebih baik.
Sementara itu menurut seorang penulis studi PLOS One dan seorang profesor riset kedokteran, Marino Bruce mengatakan bahwa ajaran agama seperti rasa hormat, kasih sayang, rasa syukur, bersedekah (berbagi), kerendahan hati, harmoni, meditasi dan doa memiliki efek kesehatan bagi tubuh manusia. Dalam studinya, ia menyebut bahwa membina kualitas diri dapat membantu seseorang sembuh dari penyakit kronis. (red)
Pewarta: Almeiji
Editor: Romandhon