Mancanegara

Hizbullah Ancam Membombardir Tel Aviv Bila Menganeksasi Tepi Barat

Hizbullah ancam membombardir Tel Aviv bila menganeksasi Tepi Barat.
Hizbullah ancam membombardir Tel Aviv bila menganeksasi Tepi Barat/Foto The Tmes of Israel.

NUSANTARANEWS.COHizbullah ancam membombardir Tel Aviv bila menganeksasi Tepi Barat. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah mengancam akan menyerang Israel dengan rudal yang presisi dengan menargetkan Tel Aviv sebagai sasaran, juga target-terget lain di Palestina.

Pernyataan pemimpin Hizbullah itu dikeluarkan menjelang 1 Juli – tanggal rencana aneksasi Israel terhadap Tepi Barat untuk memenuhi “Kesepakatan Abad Ini” – perjanjian yang diusulkan oleh Washington ke Tel Aviv untuk mengakhiri konflik di Palestina dengan hegemoni regional Israel.

“Hari ini kita tidak hanya dapat mengebom Tel Aviv sebagai sebuah kota, tetapi kami, insya Allah, dapat membom target yang sangat spesifik di Tel Aviv dan juga di mana saja di Palestina yang diduduki,” kata Nasrallah.

Bukan hanya Hizbullah, di Eropa, sebuah dokumen dengan tanda tangan lebih dari 1.000 anggota parlemen dari 25 negara Eropa telah dipublikasikan yang meminta menjatuhkan sanksi terhadap Israel. Parlemen Belgia bahkan secara resmi telah meminta Uni Eropa untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel, jika pencaplokan terjadi.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

Di Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson juga mengeluarkan peringatan kepada Israel yang mengklasifikasikan bahwa aneksasi sebagai  tindakan “ilegal”.

Di Amerika Serikat (AS) sendiri banyak suara Yahudi terkemuka menentang keras rencana aneksasi Israel tersebut. Beberapa waktu lalu lebih dari seratus anggota Kongres Demokrat menandatangani surat yang menentang aneksasi, dan kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, telah menyatakan dengan tegas penentangannya terhadap aneksasi Tepi Barat.

Semua aktor regional, serta semua negara Arab dengan koneksi kuat di Washington, telah memperingatkan bahwa rencana Israel untuk menganeksasi Tepi Barat dapat merusak kepentingan nasional negara-negara di kawasan regional Timur Tengah.

Seperti diketahui, sejak awal Juni, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mempertegas niatnya untuk mencaplok Tepi Barat dan seluruh Lembah Yordan dengan total 30% wilayah Tepi Barat setelah mendapat dukungan AS. Presiden Trump sendiri tampaknya telah memenuhi seluruh tuntutan Zionis Israel yang ingin memperluas wilayah teritorialnya untuk membangun pemukiman Yahudi – sebagai bisnis porperti plus pertahanan-keamanan yang sangat menguntungkan bagi kalangan industri perbankan dan kotraktor militer.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Presiden Trump dan timnya bahkan telah berusaha “menyogok” Palestina dengan proyek “Kesepakatan abad ini” yang bernilai US$ 50 milyar untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina – dengan mengangkangi hukum internasional dan resolusi PBB.

Padahal Resolusi PBB 3414 tahun 1975 dengan tegas telah meminta “semua negara untuk berhenti memasok Israel dengan bantuan militer atau ekonomi selama masih menduduki wilayah Arab dan mengabaikan hak-hak nasional rakyat Palestina.

Masyarakat internasional kini kembali dituntut pertanggunjawabannya. Sekarang atau tidak sama sekali untuk mengimplementasikan seluruh resolusi PBB terkait penyelesaian konflik Israel-Palestina.

Perlu langkah kongkrit dan berani untuk menegaskan kembali pengakuan terhadap Negara Palestina dan berhenti mengakui Israel sebagai negara, sehingga dapat memberikan pemahaman bahwa serangan terhadap hak-hak rakyat Palestina oleh AS dan Israel adalah sama saja menyakiti komunitas internasional secara keseluruhan. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,053