NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Tingginya harga minyak goring di pasaran menjadi perhatian serius politisi senior asal Partai Demokrat Agusdono Wibawanto. Anggota komisi B DPRD Jatim ini menilai harus ada operasi pasar diperluas untuk menekan agar harga minyak goring tetap stabil.
“Disperindag Jatim harus melakukan operasi pasar besar-besaran diperluas agar bisa menekannya agar tak naik. Selain itu juga untuk mencegah adanya kelangkaan,” jelasnya, Selasa (4/1).
Pria asal Malang ini menjelaskan tingginya harga minyak curah dikarenakan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) saat ini sedang tinggi. “Harga komoditas sawit meroket akibat penurunan produksi. Produksi turun dikarenakan faktor El Nino dan La Nina yang sangat mempengaruhi kegiatan produksi sawit,” jelasnya.
Permintaan terhadap kelapa sawit, lanjut Agusdono Wibawanto, mulai meningkat saat stok minim karena terjadinya pemulihan ekonomi di berbagai negara, khususnya di negara-negara konsumen terbesar seperti India dan Cina. Hal itu menyebabkan harga sawit melambung tinggi.
“Apalagi, kompetitor sawit seperti minyak kedelai dan lain sejenisnya juga berpotensi mengalami penurunan produksi akibat pengaruh iklim. Khususnya di Brazil yang merupakan penghasil atau produsen minyak kedelai,” jelasnya.
Hingga Senin, 3 Januari 2022, harga CPO di pasar internasional mencapai 1.305 dolar AS (Rp18 juta 652 ribu) per ton atau naik 27,17 persen dari awal 2021 lalu.Kenaikan harga CPO tersebut dipicu adanya peningkatan permintaan CPO namun pasokan minyak sawit mentah di dunia menurun. Tren kenaikan CPO sebenarnya sudah terjadi sejak Mei 2020 lalu.
Hasil pemantauan Kementerian Perdagangan per 3 Januari 2022 menunjukkan rata-rata harga minyak goreng curah berkisar Rp17.900 per liter, minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp18.500 per liter, dan minyak goreng premium sebesar Rp 20.300 per liter. (setya)